Pounds Sterling meluncur turun di sesi perdagangan hari Selasa (09/Agustus) pagi ini akibat munculnya spekulasi lebih jauh tentang kebijakan pelonggaran moneter Inggris. Sementara itu, Dolar AS masih bertahan bullish di tengah santernya spekulasi bahwa Federal Reserve AS dapat menaikkan tingkat suku bunganya di akhir tahun ini.
Suku Bunga BoE Seharusnya Dipotong Lagi
Sterling tergelincir 0.4 persen ke angka 1.2981 per Dolar AS setelah salah seorang Pejabat Bank Sentral Inggris (BoE), Ian McCafferty, berkomentar dalam kolom editorial opini di majalah Times. Di sana, McCafferty menuliskan bahwa pelonggaran kuantitatif nampaknya dibutuhkan lagi jika penurunan ekonomi Inggris memburuk.
"Rate bank sentral bisa dipotong lagi, lebih dekat dengan nol, dan pelonggaran kuantitatif dapat dinaikkan," tulis McCafferty dalam kolom tersebut. Ia menyatakan bahwa dirinya yakin, pendekatan yang lebih gradual seharusnya diambil untuk mengatur kebijakan moneter, terutama semenjak informasi tentang ekonomi Inggris terbilang sangat terbatas pasca referendum 23 Juni.
BoE memang telah memotong suku bunganya akhir pekan lalu, dan menjadi pemotongan yang pertama kalinya sejak tahun 2009. Di samping itu, bank sentral tersebut juga menghidupkan kembali program pembelian obligasi dan menyatakan untuk melakukan apapun yang dibutuhkan demi mencapai stabilitas dalam kondisi Inggris yang meninggalkan Uni Eropa.
Lemahnya Pounds Dorong Naik CPI Inggris
McCafferty, yang merupakan satu dari empat anggota eksternal, dari keseluruhan sembilan anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC) BoE, sebelumnya sempat menolak kenaikan target pembelian obligasi pemerintah demi pelonggaran kuantitatif sebanyak 435 miliar Pound dari angka 375 miliar dari total yang tercapai di akhir tahun 2012.
Pelemahan Pounds Sterling dalam beberapa bulan terakhir juga disinggung oleh McCafferty, dengan menuliskan bahwa hal itu diperkirakan dapat menaikkan inflasi konsumen menuju kisaran 2 persen setidaknya hingga tahun 2019.