Pertumbuhan output industri Cina berhasil melaju ke level yang lebih baik dari perolehan sebelumnya. Akan tetapi, peningkatan ini tercatat sebagai yang terendah dalam 14 tahun terakhir, dan menandai lambatnya pengaruh stimulus terhadap kemajuan ekonomi Cina.
Meski terlapor membaik ke level 5.9%, produksi industri Cina tidak mampu memenuhi ekspektasi pertumbuhan di angka 6.0%. Di periode sebelumnya, data ini hanya mencapai level 5.6%. Perolehan data yang membaik namun masih di bawah ekspektasi juga dicatatkan oleh laporan penjualan ritel. Data ini hanya naik ke level 10.0%, atau lebih rendah dari prediksi peningkatan di 10.5%.
Di sisi lain, investasi aset tetap junstru melorot ke level poin 12.0%, atau lebih rendah dari pencapaian sebelumnya di 13.5%, dan membalik forecast kenaikan yang memprediksi pertumbuhan di level 13.6%.
Terkait masalah ini, Larry Hu, kepala ekonom Cina dari Macquarie Securities di Hongkong menuturkan jika pemerintah kemungkinan besar akan kembali menetapkan kebijakan moneter longgar. Meski pencapaian terburuk di kuartal pertama telah berhasil dilalui, namun perekonomian Cina masih dipandang terlalu lemah. Minggu lalu, PBOC dilaporkan telah melakukan pemotongan suku bunga ketiga dalam 6 bulan terakhir. Jika kondisi ekonomi tak kunjung menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang signifikan, bukan tidak mungkin pemerintah Cina akan kembali meluncurkan kebijakan serupa.