EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 9 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 9 jam lalu, #Saham AS

Pasar Minyak Terpaku Soroti Pertemuan OPEC Di Wina

Penulis

Headline di media-media finansial Dunia hari ini berkisar seputar apakah negara-negara produsen minyak OPEC akan mampu mencapai kesepakatan final terkait rencana pembatasan output yang telah dicanangkan sejak akhir September.

Seputarforex.com - Seiring dengan memusatnya fokus pasar finansial ke pertemuan OPEC di Wina yang akan digelar hari Rabu, 30 November 2016, volatilitas harga minyak bergejolak hari Senin kemarin mulai mereda hari ini (29/11). Harga minyak berjangka Brent yang sempat terpuruk akhir minggu lalu dan kemudian merangkak naik pun kini nyaris tak bergerak di kisaran $47.83. Demikian pula dengan WTI kini di sekitar level $46.69.

Pasar Terpaku Soroti Pertemuan OPEC Di Wina

 

Detail Pembatasan Output Masih Dibahas

Headline di media-media finansial Dunia hari ini berkisar seputar apakah negara-negara produsen minyak OPEC akan mampu mencapai kesepakatan final terkait rencana pembatasan output yang telah dicanangkan sejak akhir September. Berbagai proyeksi tentang pergerakan harga minyak ke depan dalam jangka pendek hingga memasuki tahun 2017 pun bermunculan.

Pada bulan September, OPEC yang menguasai sepertiga produksi minyak dunia, sepakat akan membatasi output di kisaran 32.5-33.0 juta barel per hari, cukup rendah dibanding tingkat produksi saat ini pada 33.64 juta bph. Langkah tersebut diambil guna menyangga harga minyak di level tinggi setelah selama lebih dari dua tahun mangkrak dalam kondisi yang dinilai kelewat murah. Namun demikian, pada pertemuan September tersebut belum dipatok kuota individual dengan janji detail selengkapnya akan dibahas pada rapat resmi OPEC tanggal 30 November.

Komite teknis OPEC terus bekerja menggarap detail yang bisa disepakati semua pihak. Akan tetapi, hingga akhir minggu lalu belum ditemukan kompromi yang bisa disetujui semua negara anggota. Perwakilan Iran, Irak, dan Indonesia telah menyampaikan penolakan mereka untuk ikut berpartisipasi dalam proposal terakhir yang diajukan oleh Aljazair. Baru kemudian hari Senin lalu, Menteri Perminyakan Irak, Jabar Ali Al-Luaibi mengatakan pada media bahwa pihaknya "optimistis" OPEC akan mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak dalam minggu ini.

 

Bakal Loncat 5 Dolar, Atau Anjlok 12 Dolar?

Analis dari bank investasi multinasional JP Morgan menyatakan ada 60% kemungkinan kesepakatan bakal tercapai. Namun, mereka mengingatkan bahwa jika pertemuan OPEC di Wina gagal mencapai kompromi, maka harga bisa anjlok hingga $40 per barel, tergantung pada faktor-faktor lain seperti stabilitas pasar finansial.

Sebaliknya, jika ada kesepakatan yang lebih dari sekedar pembatasan, melainkan pengurangan level produksi dalam jumlah signifikan (khususnya ke angka 32.5 juta bph), maka harga minyak bisa naik sebanyak $5 atau lebih dalam beberapa hari mendatang. Apalagi bila langkah agresif tersebut disertai dengan dukungan dari negara produsen minyak Non-OPEC.

Sementara bank investasi kawakan lainnya, Morgan Stanley, menilai keputusan OPEC apapun akan menentukan jalur harga minyak di tahun 2017. Walaupun, mereka cukup pesimis kalau harga minyak akan naik banyak berkat keputusan itu, mengingat terbatasnya kemampuan OPEC untuk mempengaruhi harga dan "sejarah buruk" negara-negara anggotanya dalam mentaati kuota.

276421
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.