EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,066.40   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

Pasca Pengumuman FOMC Desember 2019, Powell Fokus Pada Inflasi

Penulis

Powell menyatakan akan mengawasi kenaikan inflasi sebelum menaikkan suku bunga. FOMC The Fed mempertahankan suku bunga di rentang 1.5-1.75 persen di akhir tahun ini.

Seputarforex.com - Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk melihat kenaikan inflasi sampai benar-benar bertahan di atas target bank sentral, sebelum memutuskan kenaikan suku bunga berikutnya.

powell

"Sebelum menaikkan suku bunga, saya ingin terlebih dahulu melihat bahwa (kenaikan) inflasi sudah berkelanjutan dan jelas...Pergerakan inflasi yang signifikan dan berkelanjutan sebelum menaikkan suku bunga, (adalah) untuk mengatasi masalah inflasi; demikian pandangan saya," kata Powell dalam konferensi pers pasca pengumuman FOMC di Washington, Kamis (12/Desember) dini hari.

Namun demikian, ketua bank sentral AS tersebut mengingatkan bahwa kesan keengganan The Fed untuk menaikkan suku bunga bukanlah sebuah kebijakan permanen dan belum dijadikan Forward Guidance resmi. Apa yang diungkapkan Powell malam ini, murni pandangan pribadinya mengenai kenaikan suku bunga untuk menyelesaikan masalah inflasi tanpa menimbulkan masalah baru.

 

Kebijakan Akhir FOMC Di Tahun 2019

Komentar Powell tersebut disampaikan setelah FOMC mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga di level 1.5% - 1.75% sebagai kebijakan final di tahun 2019. Dalam proyeksi ekonominya, komite pembuat kebijakan bank sentral AS tersebut memproyeksi bahwa pertumbuhan GDP AS akan mencapai 2 persen pada tahun 2020, tingkat pengangguran di 3.5 persen, dan Core PCE di level 1.9 persen.

"Komite menilai bahwa kebijakan moneter saat ini masih sesuai untuk mendukung ekspansi aktivitas ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati target simetris komite di 2 persen," demikian bunyi FOMC Statement.

The Fed menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawasi data untuk memastikan dampak yang ditimbulkan terhadap ekonomi AS, apabila perkembangan global melambat dan dorongan inflasi "membisu". Selain itu, kalimat "ketidakpastian tentang Outlook ini masih ada" yang tertulis dalam pengumuman FOMC bulan Oktober lalu, sudah dihapus pada pernyataan bulan ini. Artinya, The Fed sudah lebih optimistis terhadap penurunan risiko, seperti halnya risiko perang dagang AS-China.

Dot Plot terbaru The Fed berikut ini menggambarkan bahwa 17 pejabat The Fed memperkirakan suku bunga di rentang 1.5% - 1.75%, dan hanya empat orang yang sependapat dengan kenaikan sebanyak 25 basis poin pada tahun 2020 mendatang.

dot-plot-the-fed

291277
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.