Seputarforex.com - Poundsterling menguat sedikit terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Kamis (12/Juli) sore ini, menyusul laporan survei Credit Conditions yang dirilis Bank Sentral Inggris (BoE). Kendati demikian, secara umum Poundsterling masih tertekan karena kenaikan suku bunga (Rate Hike) BoE terganjal oleh ketidakpastian politik Inggris akibat Brexit.
Survei Credit Conditions BoE
GBP/USD diperdagangkan naik dari posisi 1.3200 menuju 1.3220 di sesi Asia sing tadi. Memasuki sesi Eropa, pasangan mata uang tersebut diperdagangkan melemah ke 1.3215, menyusul survei Credit Conditions BoE.
3 pokok hasil survei Credit Conditions BoE sore ini antara lain:
- Default rate kuartal ketiga bagi para pemberi pinjaman (bank-bank komersial) tanpa agunan diperkirakan akan naik lagi.
- Permintaan atas pinjaman konsumen diekspektasikan akan naik dalam tiga bulan ke depan.
- Ada sedikit perubahan yang diekspektasikan dalam supply dan demand pinjaman hipotek dalam tiga bulan ke depan.
Kenaikan Rate BoE Terhalang Ketidakpastian Brexit
Terlepas dari data BoE tersebut, satu pendukung penguatan Poundsterling saat ini adalah kenaikan suku bunga. Sayangnya, ekspektasi kenaikan Rate BoE pada bulan Agustus mendatang terancam gagal pasca kemunduran dua menteri Inggris, David Davis dan Boris Johnson.
Saat baru dilantik, Theresa May menegaskan tak ada kompromi dalam negosiasi dengan Uni Eropa (Hard Brexit). Namun, diduga karena terdesak oleh mosi tidak percaya yang ditujukan padanya, May memutuskan untuk mengubah pendekatannya menjadi Soft Brexit. Inilah yang diprotes oleh Boris dan Davis.
Menurut ulasan Bloomberg, penghalang kenaikan rate BoE bulan depan tinggal masalah Brexit saja, mengingat ekonomi Inggris sudah kembali naik, minat belanja konsumen menunjukkan peningkatan seiring dengan membaiknya cuaca, serta adanya demam Piala Dunia.
Ketidakpastian Brexit sangat memengaruhi kondisi ekonomi Inggris dan lebih berisiko bagi pertumbuhan, dibandingkan dengan adanya satu keputusan yang jelas walaupun mungkin tak sesuai dengan harapan rakyat Inggris.
"Jika kekacauan politik saat ini berdampak pada negosiasi, maka saya memperkirakan BoE akan sangat khawatir... Jika BoE menghadapi prospek tanpa kesepakatan, maka mereka akan kesulitan untuk menentukan tindakan pengetatan kebijakan moneter," kata Victoria Clarke, ekonom Investec London yang dikutip oleh Bloomberg.