EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,147.08   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 3 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Penyebab Menguatnya Poundsterling Ke Level Pra Brexit

Penulis

Para trader mengatakan, prospek kenaikan suku bunga BoE bulan Mei depan adalah daya tarik Poundsterling saat ini.

Seputarforex.com - Penguatan Poundsterling di sesi Asia, Selasa (17/Apr) pagi ini terhadap Dolar AS tampak mencolok. Pair GBP/USD melanjutkan reli yang telah terbentuk selama tujuh sesi perdagangan berturut-turut dan menembus posisi 1.43. Level tersebut mengantarkan Pound menjadi mata uang berperforma terbaik di antara negara-negara G10.

Saat berita ini ditulis, GBP/USD diperdagangkan di angka 1.4341, menjauhi level rendah 1.3983 yang terbentuk pada tanggal 6 April. Para trader mengatakan, prospek kenaikan suku bunga BoE bulan Mei depan-lah yang menjadi daya tarik Poundsterling. Di samping itu, Dolar AS sebagai rivalnya juga tengah melemah akibat masalah kebijakan perdagangan.

Level Pound saat ini telah kembali mendekati level yang tercapai sebelum Vote Brexit pada bulan Juni tahun 2016. Padahal, GBP/USD sempat menghujam ke level rendah 1.2068 pada Januari 2017 lalu.

 

sterling-dolars

 


Wacana Kenaikan Suku Bunga BoE

Menurut Jane Foley, ahli forex dari Rabobank, penguatan Poundsterling yang luar biasa ini mengulangi performa yang tercapai pada bulan September 2017. Saat itu, mulai berhembus kabar bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) siap untuk menaikkan suku bunga.

Hingga bulan Februari lalu, bank sentral pimpinan Mark Carney tersebut masih mempertahankan pandangan mereka untuk menaikkan suku bunga dan bahkan mengakselerasi lajunya.

Foley melanjutkan, indikasi lebih lanjut tentang apa yang akan terjadi pada suku bunga BoE dapat menjadi pengendali gerak Pound berikutnya. Begitupun dengan laporan indikator-indikator ekonomi, yang diekspektasikan akan mendukung kenaikan suku bunga.

Data Ekonomi Inggris Yang Perlu Diperhatikan

Sore nanti, Inggris akan merilis data-data ketenagakerjaan, termasuk data gaji pekerja dan tingkat pengangguran. Foley mengatakan bahwa data mengenai pertumbuhan pendapatan akan menjadi salah satu yang paling menarik, karena apabila pertumbuhan gaji lemah, maka BoE boleh jadi akan mempertimbangkan untuk lebih kalem dalam menaikkan suku bunga.

Setelah data fundamental, trader Poundsterling juga akan memperhatikan negosiasi Brexit. Pembicaraan mengenai kebiijakan perdagangan akan dimulai lagi minggu ini. Jika pembicaraan tidak membuahkan hasil yang dapat disepakati oleh Inggris maupun Uni Eropa, maka Poundsterling kemungkinan akan melemah.

283269
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.