EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,096.35   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 5 jam lalu, #Saham AS

Penyebab Reli Poundsterling Menjelang Voting Rencana Brexit Hari Ini

Penulis

Sejumlah isu krusial terkait agenda voting rencana Brexit di Parlemen Inggris ini perlu diketahui pelaku pasar, untuk memahami arah poundsterling berikutnya.

Saat ulasan ditulis pada awal sesi Eropa hari Selasa (29/Januari), Poundsterling bergerak sideways di kisaran 1.3164 terhadap Dolar AS, setelah memuncak ke level tertinggi tahun ini di tengah antisipasi pasar menjelang digelarnya debat dan voting atas rancangan kesepakatan Brexit di Parlemen Inggris. Debat dimulai sekitar pukul 12:00 GMT, sedangkan voting dimulai sekitar pukul 19:00 GMT. Sejumlah isu krusial terkait agenda ini perlu diketahui pelaku pasar, agar dapat lebih berhati-hati dalam menanggapi kabar-kabar yang akan muncul setelahnya.

Penyebab Sterling Reli Menjelang Voting Brexit Hari Ini

Kenaikan Poundsterling belakangan ini terjadi dikarenakan keyakinan pasar bahwa kondisi "No-Deal Brexit" akan dihindari dengan salah satu diantara dua cara:

  1. Kesepakatan Brexit yang disusun oleh PM Theresa May disetujui oleh Parlemen.
  2. Parlemen mencegah terjadinya "No-Deal Brexit" pada tanggal 29 Maret dengan suatu cara.

Terkait dengan itu, anggota Parlemen dari partai Buruh, Yvette Cooper, bersama perwakilan partai Konservatif, Nick Boles, telah mengajukan amandemen baru yang akan memerintahkan PM May untuk mengajukan permohonan ke Brussels, agar tanggal keluarnya Inggris dari Uni Eropa (yang diindikasikan sejak dipicunya Article 50) diundur ke jauh setelah 29 Maret. Kemungkinan ini adalah sebagai alternatif apabila tak ada kesepakatan Brexit yang diratifikasi Parlemen hingga akhir Februari. Menurut mosi Cooper, perpanjangan deadline Brexit bisa mencapai enam bulan.

Optimisme pasar atas amandemen versi Cooper yang bertindak sebagai "asuransi" terhadap "No-Deal Brexit" itulah yang mendongkrak reli Poundsterling. Namun, amandemen belum disepakati oleh mayoritas anggota Parlemen Inggris dan termasuk salah satu mosi yang baru akan dibahas nanti malam. Selain itu, Uni Eropa telah mensinyalkan hanya akan memberi perpanjangan selama tiga bulan, karena Parlemen UE bakal menghadapi pemilu pada pertengahan tahun.

Adam Cole, pakar strategi mata uang di RBC Capital, mengungkapkan, "Arah GBP (selanjutnya) akan ditentukan oleh bagaimana amandemen-amandemen (terkait Brexit di Parlemen) memengaruhi kemungkinan 'Hard Brexit' atau penundaan (Brexit) atau referendum kedua."

287193
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.