Seputarforex.com - Beberapa hari sejak PM Inggris, Theresa May, mengumumkan dukungan atas draft kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa, krisis kepercayaan akan kepemimpinannya kian meningkat. Sejumlah pejabat di bawah pemerintahannya, termasuk Menteri Urusan Brexit, memutuskan untuk mundur.
Tak hanya itu, sejumlah besar anggota legislatif dari partainya sendiri (Partai Konservatif) pun sudah terang-terangan ingin melengserkan May dari kursi Perdana Menteri. Hingga hari ini, 42 orang Tory (sebutan untuk anggota Partai Konservatif) sudah menyatakan tak akan mendukung May. Angka tersebut semakin mendekati batas 48 orang untuk membuat May dapat tersingkir.
Perubahan Kepemimpinan Bukan Ide Bagus
Walaupun menghadapi banyak pertentangan, May bertekad untuk terus memperjuangkan apa yang masih menjadi tanggung jawabnya saat ini. Perjuangan May jelas sangat berat, karena baik kubu Pro maupun Kontra Uni Eropa merasa tak puas dengan draft kesepakatan itu. Hal ini membuat para analis kesulitan memprediksi apakah May akan sukses meloloskannya di parlemen.
"Tujuh hari ke depan akan menjadi hari yang kritis, karena masa depan negara ini (ditentukan pada waktu tersebut)... (perhatian) saya tidak akan teralihkan dari tugas penting ini," kata Theresa May kepada SkyNews.
May menuturkan bahwa menyingkirkan dirinya dari kursi Perdana Menteri tak akan menyelesaikan masalah. Justru jika ia digulingkan, maka negosiasi akan makin berlarut-larut.
"Perubahan pemimpin untuk saat ini tidak akan mempermudah negosiasi... Hal itu justru akan membawa risiko yang akan berujung pada tertundanya negosiasi dan mundurnya Brexit, atau bahkan kebuntuan," imbuh May.
Poundsterling Menguat Hari Ini
Di tengah kemelut politik Inggris dan ketidakpastian Brexit saat ini, Poundsterling menguat di awal sesi Eropa, Senin (19/November) awal pekan ini. Sebelumnya, mata uang tersebut terpukul jatuh di akhir pekan lalu gara-gara mundurnya sejumlah menteri.
Dalam time frame harian, GBP/USD naik perlahan-lahan dan diperdagangkan di kisaran 1.28 per dolar AS, meninggalkan level rendah 1.27 yang tersentuh di minggu lalu.
Kendati demikian, menurut Michael McCarthy, analis dari CMC Markets, Pound diekspektasikan masih akan tertekan sampai pasar mendapat kejelasan mengenai progres kesepakatan Brexit.