EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 20 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 20 jam lalu, #Saham AS

PMI Manufaktur China Tergelincir Di Bulan Juli

Penulis

Sektor manufaktur China masih berada di bawah tekanan pada bulan Juli karena lemahnya permintaan internasional. Pabrik-pabrik di negara ekonomi terbesar kedua dunia ini harus tersengal-sengal lagi dalam lima bulan berturut-turut.

Sektor manufaktur China masih berada di bawah tekanan pada bulan Juli karena lemahnya permintaan internasional. Pabrik-pabrik di negara ekonomi terbesar kedua dunia ini harus tersengal-sengal lagi dalam lima bulan berturut-turut.

Garmen-China

Menurut data resmi pemerintah China hari Senin (01/Agustus) ini, indeks PMI Manufaktur merosot tipis menuju level 49.9 pada bulan Juli, sedikit di bawah level 50 yang memisahkan level kontraksi dengan ekspansi. Angka PMI Manufaktur resmi China mulai mendekati level 50 sejak bulan Maret setelah berada dalam kategori kontraksi selama 7 bulan.


Lemahnya Permintaan Dari Dalam Dan Luar Negeri

Penurunan sektor manufaktur China dimulai sejak dua tahun lalu seiring dengan merosotnya permintaan domestik dan internasional yang membebani output pabrik-pabrik di negara itu. Pergeseran prioritas yang dilakukuak oleh Beijing pun berbuntut penurunan pada industri-industri milik negara.

Perusahaan-perusahaan asing yang melanjutkan pusat bisnis manufakturnya di China memberikan upah yang rendah dan mengubah kebiasaan dalam pasar domestik China. Di tengah biaya produksi yang makin meningkat dan rendahnya upah seperti ini, daya saing manufaktur China malah perlahan-lahan melemah.

Pertumbuhan GDP China stabil dalam laju tahunan di angka 6.7 persen pada kuartal kedua, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi perlambatan di kisaran 6.6 persen. Ekspansi kuartalan tersebut sejalan dengan target pertumbuhan resmi Beijing di angka 6.5 persen ke angka 7 persen.

269425
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.