Sektor manufaktur China masih berada di bawah tekanan pada bulan Juli karena lemahnya permintaan internasional. Pabrik-pabrik di negara ekonomi terbesar kedua dunia ini harus tersengal-sengal lagi dalam lima bulan berturut-turut.
Menurut data resmi pemerintah China hari Senin (01/Agustus) ini, indeks PMI Manufaktur merosot tipis menuju level 49.9 pada bulan Juli, sedikit di bawah level 50 yang memisahkan level kontraksi dengan ekspansi. Angka PMI Manufaktur resmi China mulai mendekati level 50 sejak bulan Maret setelah berada dalam kategori kontraksi selama 7 bulan.
Lemahnya Permintaan Dari Dalam Dan Luar Negeri
Penurunan sektor manufaktur China dimulai sejak dua tahun lalu seiring dengan merosotnya permintaan domestik dan internasional yang membebani output pabrik-pabrik di negara itu. Pergeseran prioritas yang dilakukuak oleh Beijing pun berbuntut penurunan pada industri-industri milik negara.
Perusahaan-perusahaan asing yang melanjutkan pusat bisnis manufakturnya di China memberikan upah yang rendah dan mengubah kebiasaan dalam pasar domestik China. Di tengah biaya produksi yang makin meningkat dan rendahnya upah seperti ini, daya saing manufaktur China malah perlahan-lahan melemah.
Pertumbuhan GDP China stabil dalam laju tahunan di angka 6.7 persen pada kuartal kedua, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi perlambatan di kisaran 6.6 persen. Ekspansi kuartalan tersebut sejalan dengan target pertumbuhan resmi Beijing di angka 6.5 persen ke angka 7 persen.