Sterling di sesi Eropa hari Kamis (01/09) terpantau membumbung tinggi terhadap mata uang dolar AS setelah menguatnya data PMI manufaktur Inggris. Apiknya data PMI tersebut menambah optimisme terhadap perbaikan perekonomian negara Inggris pasca keputusan Brexit beberapa bulan lalu. Saat berita ini diturunkan, pair GBP/USD diperdagangkan naik sebesar 0.81 persen di level harga 1.3245. Selain itu, Sterling juga meningkat tajam terhadap mata uang euro dengan pair EUR/GBP diperdagangkan di kisaran level harga 0.8410, menurun sebesar 0.97 persen.
Menguatnya Data PMI Manufaktur Inggris
Mata uang pound sterling menguat setelah data PMI manufaktur Inggris menunjukkan bahwa aktivitas di sektor manufaktur kembali berekspansi pada bulan Agustus. Aktivitas sektor manufaktur di negara Inggris mampu bangkit dari keterpurukan karena keputusan untuk keluar dari Uni Eropa. Disamping itu, kembali berekspansinya sektor manufaktur disana mengindikasikan bahwa kekacauan dan kecemasan terhadap Brexit hanya bersifat sementara.
Laporan penelitian Markit menyatakan, Purchasing Managers Index (PMI) di sektor manufaktur negara Inggris naik ke level tinggi 10 bulan yaitu ke 53.3 daripada bulan sebelumnya hanya sebesar 48.8. Rilis tersebut jauh diatas estimasi analis yang memprediksi PMI manufaktur Inggris akan naik tipis ke 49.0.
Meskipun demikian, greenback masih dilevel support setelah adanya kenaikan signifikan dari sektor ketenagakerjaan AS kemarin. Nonfarm private employment versi ADP merangkak naik sebesar 177,000, diatas perkiraan di 175,000. Apiknya data ketenagakerjaan AS ini menaikkan ekspektasi untuk kenaikan tingkat suku bunga oleh the Fed dalam waktu dekat.
Investor Tunggu NFP AS
Sebagian besar investor saat ini masih berfokus terhadap rilis data NFP dan tingkat pengangguran di AS. Rilis tersebut sangat dinantikan untuk mengetahui apakah kondisi pasar ketenagakerjaan di AS sudah cukup kuat untuk menghadapi adanya pengetatan kebijakan moneter oleh the Fed nanti. Diperkirakan, NFP AS bulan Agustus akan menjadi 180,000 dan tingkat pengangguran AS akan melandai dari 4.9 persen menjadi 4.8 persen.