Seputarforex.com - Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa prediksi yang paling memungkinkan atas outlook ekonomi AS dan dunia saat ini adalah kelanjutan pertumbuhan yang moderat. Meski demikian, ia juga menekankan bahwa bank sentral AS tetap akan mengawasi ketat risiko-risiko signifikan yang menyertai.
Tidak Ada Sinyal Resesi
"Semakin ke depan, kita akan terus menyaksikan faktor-faktor ini, dan semua hal yang berkaitan dengan geopolitik, yang sedang terjadi. Kita juga akan terus mengambil kebijakan yang sesuai, demi melanjutkan ekspansi saat ini," papar Powell dalam pidatonya di Zurich, Jumat (06/September) hari ini.
"Ekspektasi utama kami adalah, tak ada (sinyal) akan terjadinya resesi, baik di AS maupun di perekonomian secara global," imbuh Powell.
Powell juga mengatakan bahwa pasar ketenagakerjaan AS masih cukup kuat dan terbukti dari data-data terakhir yang telah dirilis. Selain itu, tingkat suku bunga yang mereka tentukan saat ini dinilai turut berkontribusi terhadap kokohnya perekonomian AS.
"Sepanjang tahun ini, The Fed tampaknya memang cocok dengan suku bunga yang lebih rendah," kata Powell. "Hal itu mendukung perekonomian AS. Sehingga, inilah alasan mengapa outlook ekonomi masih sesuai dengan harapan," demikian sambungnya.
Kendati demikian, Powell akan memantau dengan seksama tantangan-tantangan yang dapat seketika meruntuhkan prediksi positif tersebut; termasuk kemungkinan dari dampak perang dagang dan perlambatan ekonomi di Eropa.
Para Investor Masih Ekspektasikan Rate Cut Bulan Ini
Meskipun terkesan optimistis, pidato Powell tersebut tak lantas mengubah ekspektasi para investor akan pemotongan suku bunga AS pada rapat FOMC tanggal 1-18 September mendatang. Pasalnya, data ketenagakerjaan yang muncul sebelum pidato tersebut menunjukkan bahwa Non Farm Payroll AS tumbuh lebih rendah daripada estimasi para ekonom.
NFP AS untuk bulan Agustus 2019 hanya mencetak 130,000 pekerjaan baru, lebih rendah daripada ekspektasi penambahan sebanyak 158,000. Kondisi ini menunjukkan pelemahan NFP selama 2 bulan berturut-turut. Namun, upah rata-rata pekerja AS masih kokoh karena mengalami kenaikan 0.4 persen dari periode sebelumnya.