Kementerian Ekonomi Jerman pada Selasa siang ini melaporkan bahwa produksi industri negara tersebut tenggelam sebanyak 4% pada bulan Agustus. Kemerosotan tersebut merupakan yang terbesar sejak awal tahun 2009 dan jauh lebih drastis dibandingkan dengan ekspektasi penurunan yang hanya 4%.
Dampak Eksternal
Lemahnya permintaan barang-barang baik di Zona Euro maupun Tiongkok sebagai partner dagang terbesar, ditambah dengan gangguan perdagangan akibat konflik dengan Rusia, berakibat pada terhambatnya pesanan. Pada Senin kemarin, dilaporkan juga bahwa pesanan pabrikan Jerman terhempas sebanyak 5.7% pada bulan Agustus.
Anjloknya produksi ini tak sebanding dengan kenaikan kecil, 1.6%, yang sempat tercapai pada bulan Juli. Padahal produksi industri Jerman saat itu telah diturunkan dari estimasi awalnya hingga menjadi 1.9%.
Perekonomian negara nomor satu di antara 18 negara anggota Zona Euro tersebut dimulai dengan cukup baik pada awal tahun 2014. Sayangnya, ekonomi Jerman harus surut sebanyak 0.2% di kuartal kedua. Kepercayaan bisnis di negara pimpinan Angela Merkel ini terus menurun dalam lima bulan terakhir. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa pembangunan ekonomi Jerman hampir tak mengalami pertumbuhan sama sekali pada kuartal ketiga.
Memprihatinkan; Euro Melemah
Kementerian ekonomi Jerman pun tak memungkiri pelemahan ini. Mereka menyatakan bahwa banyaknya hari libur di Jerman beberapa waktu lalu adalah penyebab terbesar merosotnya produksi industri. Dengan demikian, lemahnya angka produksi industri pada kuartal ketiga ini tak dapat dihindari, dan mungkin akan berdampak pada sektor lainnya. Kemerosotan ekonomi Jerman ini menjadi perhatian besar karena perekonomian dua negara andalan Zona Euro lainnya, yakni Prancis dan Italia, pun tengah terguncang.
Setelah laporan ini diturunkan, Euro diperdagangkan pada 1.2605 terhadap Dolar AS, anjlok 0.22% dari sebelumnya di 1.2625. Sementara terhadap Yen, mata uang 18 negara ini turun 0.2 persen di 108.58 yen.