Haskel, BoE: Persistensi inflasi akan dipengaruhi oleh ketatnya pasar tenaga kerja, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD dapat menarik pembeli setelah melewati level 1.2400, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD melemah dekat 1.3700 saat dolar AS tergelincir, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   AUD/USD tampak tidak berkomitmen, tetap bergantung pada dinamika harga USD, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar penjualan sebesar Rp 50 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp13 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp110 miliar di tahun 2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 4.31%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.39%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 3.12%, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka menguat pada pagi ini setelah melemah di awal pekan, naik 0.57% ke 7,117, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

Proyeksi Gerak Poundsterling Saat Article 50 Diaktifkan

Nadia 14 Mar 2017
Dibaca Normal 4 Menit
forex > analisa >   #pound   #sterling
PM Theresa May akhirnya mendapatkan lampu hijau dari parlemen untuk mencetuskan Brexit di minggu terakhir bulan Maret ini. Ini proyeksi pergerakan Poundsterling.

PM Theresa May akhirnya mendapatkan lampu hijau dari parlemen untuk mencetuskan Brexit di minggu terakhir bulan Maret ini. Dengan demikian, PM Inggris akhirnya bisa segera memulai negosiasi resmi selama dua tahun dengan Uni Eropa, untuk keluar dari keanggotaan.

theresa-may-dan-pound
Senin malam kemarin, Parlemen meloloskan undang-undang yang mengijinkan pemerintah untuk mengaktifkan Article 50 of the Lisbon Treaty. Undang-undang Brexit tersebut diputuskan berkat usaha keras Majelis Rendah hingga berhasil memutarbalikkan amendemen dari Majelis Tinggi yang menutup celah bagi May untuk bermanuver.

Kini, May bebas menentukan kapan akan memulai negosiasi. Namun menurut dua orang pejabat resmi Inggris yang diwawancarai oleh Bloomberg, PM May berencana untuk mengumumkan permulaan Brexit secara formal pada akhir bulan nanti seiring pengaktifan Article 50.

Kemenangan PM yang diidentikkan dengan sentimen 'Hard-Brexit' di parlemen itu memuluskan langkahnya untuk bebas bernegosiasi dengan Uni Eropa tentang Brexit sekaligus memperkuat kuasanya dalam mengatur Partai Konservatif. Itu artinya, tantangan terbesar May setelah ini--selain mendapatkan teken untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa tentunya--adalah referendum kemerdekaan Skotlandia kedua.

Dari segi politik, kabar diresmikannya UU Brexit ini merupakan kabar penting. Lalu, apa hubungannya dengan Pound sterling? Berikut ini prediksi para pakar mata uang tentang bagaimana gerak Poundsterling saat Article 50 dipicu.

 

Apa Yang Terjadi Pada Pounds Sterling Saat Article 50 Diaktifkan?

Sterling telah mengalami jungkat-jungkit dalam beberapa bulan terakhir. Mata uang Inggris tersebut sudah jeblok hingga 18 persen terhadap Dolar AS sejak referendum Uni Eropa pada bulan Juni tahun lalu, ditambah dengan kebijakan-kebijakan Majelis Tinggi yang cenderung kontra Brexit. Kendati demikian, dengan ditandatanganinya Undang-Undang yang memberikan keleluasaan bagi PM untuk bernegosiasi dengan UE, maka Sterling diramalkan akan memasuki babak volatilitas tinggi.

Selasa (14/Mar) sore ini saja, sudah jatuh ke angka 1.2113 dari 1.2209, menyusul penandatanganan UU Brexit oleh Ratu Elizabeth II.

gbpusd

Pergerakan Poundsterling terhadap Dolar AS 23 Juni 2016 hingga 14 Maret 2017

Neil Wilson, Analis Pasar dari ETX Capital, mengatakan bahwa realita Brexit sudah dihitung oleh para trader Pounds sterling. Jadi, kondisi pada hari ini sejatinya bukanlah kejutan hebat. "Sejumlah penurunan (yang sudah diprediksi) telah 'matang' sekarang. Jadi, meskipun nanti Article 50 resmi diaktifkan, maka tidak akan terlalu banyak (pengaruhnya pada Poundsterling)," kata Wilson.

Proyeksi Wilson diiyakan oleh para Ekonom Morgan Stanley. Menurut mereka, pengaktifan Article 50 tak akan menimbulkan pergerakan besar bagi Poundsterling. "(Sebelum hari ini) Mungkin sudah banyak berita-berita terkait pencetusan Article 50 dalam beberapa minggu ke depan, tapi kami yakin bahwa data-data ekonomi yang terkorelasi negatif dengan Brexit suah diperhitungkan (oleh pasar)," tulis mereka dalam catatannya pada tanggal 2 Maret lalu.

Di samping itu, Polling yang dilakukan pada lebih dari 60 bank dan lembaga-lembaga penelitian yang diadakan oleh Reuters pun memprediksi tak akan ada gerak yang dramatis pada Sterling saat Article 50 dipicu. Namun, para analis tersebut belum bisa memastikan apakah Sterling justru akan pulih secara berkelanjutan atau tidak.

 

Di Angka Berapa Sterling Akan Diperdagangkan Pasca Pengaktifan Article 50?

Ada banyak versi perkiraan. Menurut Independent.co.uk, sebagian besar ekonom memprediksi Pound akan diperdagangkan di angka 1.23 terhadap Dolar AS hingga akhir Juni, dan akan jeblok ke kisaran 1.21 dalam tiga bulan berturut-turut hingga enam bulan ke depan.

Selain Brexit, kenaikan suku bunga AS yang akan diumumkan Kamis lusa turut menjadi asupan energi bagi Dolar AS untuk menekan Sterling dalam beberapa bulan ke depan.

"Walaupun Dolar AS menurun terhadap mata uang-mata uang mayor di awal pekan ini, namun penguatan secara keseluruhan tampaknya masih berlanjut, khususnya ke-hawkish-an The Fed untuk mengangkat suku bunganya," kata Paresh Davdra, Kepala Eksekutif RationalFX.

Analis dari Danske Bank lebih pesimis lagi pada Poundsterling. Mereka memperkirakan GBP/USD akan tumbang hingga 1.19 di akhir bulan ini. Deutsche Bank malah pasang harga paling rendah. GBP/USD mereka ramalkan akan merosot sampai 1.14 di akhir Maret, yang sekaligus akan menjadi low terendah dalam 31 tahun bagi Pounds. Bahkan, menurut mereka, Sterling akan sama menyedihkannya dengan Flash Crash Pound pada Oktober 2016 lalu.

Para Ekonom mendapat tantangan untuk menilai bagaimana ekonomi Inggris dalam dua tahun ke depan saat negosiasi keluarnya Inggris dari UE. Ahli Strategi dari RaboBank, Jane Foley, mengatakan bahwa makin lama ketidakpastian dalam hubungan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa, maka makin lama pula potensi penurunan dalam belanja investasi, pertumbuhan pasar tenaga kerja, dan inflasi.

Terkait Lainnya
 
Haskel, BoE: Persistensi inflasi akan dipengaruhi oleh ketatnya pasar tenaga kerja, 9 jam lalu, #Forex Fundamental

GBP/USD dapat menarik pembeli setelah melewati level 1.2400, 9 jam lalu, #Forex Teknikal

USD/CAD melemah dekat 1.3700 saat dolar AS tergelincir, 9 jam lalu, #Forex Teknikal

AUD/USD tampak tidak berkomitmen, tetap bergantung pada dinamika harga USD, 9 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar penjualan sebesar Rp 50 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp13 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp110 miliar di tahun 2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 4.31%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.39%, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 3.12%, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka menguat pada pagi ini setelah melemah di awal pekan, naik 0.57% ke 7,117, 14 jam lalu, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru