EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,159.93   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 5 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 5 jam lalu, #Saham AS

Reli Dolar Australia Berlanjut Karena Pelemahan USD

Penulis

Dolar Australia semakin bullish ditopang oleh notulen FOMC yang semalam bernada dovish. Analis pun memperkirakan jika Dolar AS akan cenderung turun di sepanjang 2019.

Dolar Australia melanjutkan reli terhadap Dolar AS hingga menyentuh level tertinggi sejak 19 Desember. AUD terbantu oleh lonjakan harga komoditas minyak mentah dan komentar dovish petinggi Fed terhadap proyeksi jadwal Rate Hike tahun ini. Kendati demikian, saat ini pair AUD/USD sudah terkoreksi tipis dan berada di kisaran 0.7167.

Rally AUD Berlanjut Karena Pelemahan

Sedangkan terhadap major currencies lainnya, Dolar Australia bergerak beragam. Mata uang ini melemah tipis sebesar 0.06 persen terhadap Yen dan Yuan. Di samping itu, AUD juga turun 0.37 persen terhadap Euro, melemah 0.54 persen versus dolar NZ, tapi menguat 0.11 persen terhadap Dolar Kanada pada pembukaan pasar Sydney pagi ini (10/Januari).

 

Notulen FOMC Bebani Dolar AS

Notulen dari pertemuan FOMC tanggal 18-19 Desember, mengungkapkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan The Fed mendukung Bank Sentral AS untuk mempertahankan suku bunga acuan tahun ini. Pelaku pasar mencerna hasil notulen tersebut sebagai sinyal bagi The Fed untuk memperlambat laju Rate Hike, atau bahkan tidak tertutup kemungkinan tidak melakukan kenaikan suku bunga sama sekali pada tahun ini. Akibatnya, Dolar AS pun tertekan.

"The Fed telah mengakui adanya risiko perlambatan ekonomi dalam rilis notulen FOMC. Pelaku pasar jelas melihat hal ini sebagai sikap yang lebih akomodatif dari The Fed. (Namun), optimisme pertemuan AS-China memperkuat sentimen risiko, dan kenaikan tajam harga minyak menunjukkan bahwa kekhawatiran pasar selama ini mungkin berlebihan," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets.

 

Survei Terbaru: Dolar Akan Bearish Di 2019

Reli Dolar AS terhadap major currencies kemungkinan besar akan segera berakhir, menurut dua per tiga pendapat analis yang disurvei oleh Reuters pada tanggal 2-9 Januari 2019. Pergerakan Dolar diprediksi bakal menurun sepanjang tahun ini, menghapus gain yang diperoleh selama 2018. Dolar AS diyakini tidak akan melanjutkan performa seperti tahun lalu, di tengah outlook suram perekonomian global.

"Pada dasarnya, Dolar AS telah kehabisan bahan bakar untuk mendorongnya bergerak lebih tinggi. Dua faktor yang sangat mendukung penguatan USD selama 2018 telah memudar, jadi saya melihat Dolar AS bersiap mencatat pelemahan lanjutan," kata Erik Nelson, ahli strategi mata uang di Wells Fargo.

286945
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.