EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,146.98   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 4 jam lalu, #Saham AS

Reli EUR/USD Tertahan Karena Lesunya Inflasi Zona Euro

Penulis

Reli EUR/USD surut ke kisaran 1.1248 pada pertengahan sesi Eropa, setelah rilis data inflasi Zona Euro (preliminer) yang meleset dari ekspektasi pasar.

Euro sempat mencetak rekor tertinggi 1.1277 terhadap Dolar AS dalam perdagangan hari Selasa ini (4/Juni), karena mengemukanya spekulasi mengenai pemangkasan suku bunga Fed. Namun, reli EUR/USD surut kembali ke kisaran 1.1248 pada pertengahan sesi Eropa. Kemunduran tersebut terjadi setelah rilis data inflasi Zona Euro (preliminer) yang meleset dari ekspektasi pasar. Saat berita ditulis, Euro juga cenderung defensif versus Poundsterling dan Yen.

EURUSD Daily

 

Laju Inflasi Tersandung Dinamika Musiman

Eurostat melaporkan bahwa Consumer Price Index (CPI) hanya meningkat 1.2 persen (Year-on-Year) pada bulan Mei 2019. Angka tersebut jauh lebih rendah ketimbang rekor 1.7 persen pada bulan sebelumnya, serta meleset dari ekspektasi yang dipatok pada 1.3 persen.

Tak hanya itu. Data Core CPI juga hanya menanjak 0.8 persen (Year-on-Year) dalam periode yang sama. Padahal, Core CPI sempat meningkat 1.3 persen pada bulan April, dan diekspektasikan naik 1.0 persen dalam bulan Mei. Meski pnurunan laju inflasi disinyalir karena pengaruh dinamika musiman, tetapi hal ini juga menghadirkan dilema bagi bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB).

"Volatilitas inflasi baru-baru ini terutama disebabkan oleh efek kalender yang berhubungan dengan waktu Paskah, dan memberikan sejumlah petunjuk mengenai tren yang mendasari inflasi. Meski demikian, ekspektasi inflasi berbasis pasar (5Y5Y Inflation Forwards) telah jatuh ke 1.3 persen pada bulan Mei, level yang terakhir kali dicapai pada September 2016 saat harga minyak berada di bawah USD50 per barel. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu keprihatinan utama bagi ECB," ungkap Reinhard Cluse, seorang ekonom dari UBS.

 

Jelang Pengumuman Kebijakan ECB

ECB dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada hari Kamis mendatang. Mereka diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga deposit pada level -0.4 persen hingga tahun 2020. Namun, dalam event itu, Presiden ECB Mario Draghi diekspektasikan memaparkan program TLTRO baru yang akan berfungsi sebagai stimulan bagi perbankan Eropa untuk menyalurkan pembiayaan ke masyarakat. Data inflasi kali ini bisa memengaruhi skala program tersebut, apabila ECB belum menentukan patokannya.

Posisi suku bunga ECB di bawah nol serta pelonggaran moneter berkelanjutan telah berkontribusi menekan nilai tukar Euro sejak pertengahan tahun 2018. Kelesuan inflasi dalam jangka panjang juga diproyeksikan terus membebani mata uang 19 negara ini. Namun untuk sementara, agaknya bahasan mengenai perang dagang dan spekulasi pemangkasan suku bunga Fed masih sedikit menopang EUR/USD.

Sebelum pengumuman kebijakan ECB, ada beberapa peristiwa berdampak besar yang termuat dalam kalender forex. Diantaranya, dalam beberapa jam ke depan, pelaku pasar akan menyoroti pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang kemungkinan memengaruhi Dolar AS dan major pairs secara signifikan.

288741
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.