Dalam rilis realisasi APBN 2013 kemarin (6/1), Kementrian Keuangan mengestimasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 sebesar 5,7%, lebih rendah dari asumsi APBNP 2013 sebesar 6,2%. Jika benar, maka berarti pertumbuhan tahun 2013 lebih rendah daripada pertumbuhan 6,23% di tahun 2012, dan merupakan penurunan cukup drastis dari pertumbuhan tahun 2011 yang mencapai 6,5%.
Estimasi pertumbuhan 5,7% didasarkan pada pertumbuhan di triwulan ketiga tahun 2013 yang hanya mencapai 5,8%, serta perkiraan pertumbuhan yang lebih lambat di triwulan keempat. Kemenkeu menyebutkan bahwa rendahnya perkiraan laju pertumbuhan ekonomi tersebut terutama dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian global sepanjang tahun 2013, termasuk penurunan harga komoditas ekspor.
Salah satu komoditas tersebut adalah minyak mentah. Realisasi harga minyak mentah Indonesia pada 2013 hanya 106 USD per barel, lebih rendah dari estimasi 108 USD per barel yang tercantum dalam APBNP 2013. Demikian pula, realisasi lifting minyak mentah dan gas cukup jauh dibawah target. Realisasi lifting minyak hanya 825 ribu barel per hari, padahal target ada pada 840 ribu barel per hari.