Pada sesi New York hari Rabu (1/2) pagi waktu setempat telah dirilis data sektor Manufaktur AS untuk bulan Januari yang melaju hingga mencapai rekor tertinggi sejak 2014. Namun, pasca rilis data Manufaktur, Greenback seolah belum bisa lepas dari tekanan jual terutama versus Sterling.
Institute for Supply Management melaporkan indeks Manufaktur AS selama Januari lalu naik dan berada di angka 56.0, melewati pencapaian periode sebelumnya yang kala itu berada pada angka 54.7. Sementara itu, estimasi ekonom melalui polling yang diadakan Bloomberg sebelumnya memprediksi sektor Manufaktur AS akan melonjak di angka 55.0 dan itu artinya data ISM Manufacturing yang rilis malam ini melampaui forecast pasar.
Apiknya data Manufaktur AS tersebut semakin mengukuhkan kondisi pabrik-pabrik Amerika kembali bergairah di tengah semakin meningkatnya permintaan dari pasar domestik, sebagai imbas dari membaiknya pasar tenaga kerja dan trend upah pekerja yang terus meningkat.
ISM Manufacturing berada pada jalur ekspansi terhitung sudah terjadi selama 5 bulan beruntun. Angka 56.0 yang merupakan data Manufaktur Januari menjadi yang tertinggi sejak November 2014 lalu. Kenaikan sektor Manufaktur AS sebaik itu karena dipengaruhi oleh 12 dari 18 sektor industri yang dalam survey dilaporkan mengalami peningkatan cukup signifikan, khususnya untuk sektor permesinan, peralatan transportasi, produk elektronik dan komputer.
Data ADP Januari Positif Menambah 246k Pekerjaan
Diawal sesi New York tadi juga dirilis data ADP Non Farm Employment untuk bulan Januari yang secara mengejutkan melonjak hingga 246k, melampaui estimasi ekonom untuk pertumbuhan sebanyak 165k, sedangkan ADP periode Desember masih berada di kisaran 150k.
Data Tenaga Kerja ADP cukup penting karena bisa menjadi petunjuk atas data NFP pemerintah yang akan rilis akhir pekan nanti. Perlu diketahui, data ADP hanya mencakup sektor swasta, sedangkan NFP lebih menyeluruh, sehingga pelaku pasar menyakini data NFP lebih komprehensif.
Pasca rilis berbagai data ekonomi AS, Greenback terpantau bergerak mixed, menguat terhadap sebagian besar major currency seperti versus Euro, Yen, Franc Swiss. Sedangkan terhadap Sterling, Greenback tidak berkutik dan melemah sebanyak 0.63 persen sejak sesi Asia pagi tadi.