EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 2 jam lalu, #Saham AS

Statement RBNZ Dovish, NZD/USD Anjlok

Penulis

Dolar NZ turun tajam setelah Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) mengatakan bahwa prospek suku bunga di bulan-bulan mendatang lebih condong ke arah penurunan.

Dolar Selandia Baru terjun bebas versus mata uang mayor lain setelah pengumuman suku bunga dan Statement Bank Sentral RBNZ yang lebih dovish dari forecast sebelumnya. Penurunan tajam Dolar Kiwi tercermin dari pergerakan pair NZD/USD yang saat ini diperdagangkan pada kisaran 0.6799, anjlok hingga 100 pips lebih dari harga pembukaan harian di area 0.6902.

Statement RBNZ Dovish, NZD/USD Anjlok

Pada hari Rabu (27/3), Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) mempertahankan suku bunga acuan di level 1.75 atau tidak berubah dari bulan sebelumnya. Rilis suku bunga tersebut telah sesuai dengan ekspektasi pasar, tapi market mover sebenarnya terletak pada Statement resmi RBNZ yang lebih dovish dari ekspektasi pasar.

 

Outlook Suku Bunga RBNZ

Bank Sentral Selandia Baru memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level rendah, sebagai langkah dalam menyikapi perlambatan ekonomi global dan melemahnya momentum pengeluaran domestik. RBNZ menggarisbawahi bahwa perlambatan ekonomi China yang notabene mitra dagang utama negaranya, mungkin akan berpengaruh cukup besar terhadap perekonomian Selandia Baru.

Hal itulah yang mendasari RBNZ menyatakan bahwa pergerakan suku bunga di bulan-bulan mendatang akan cenderung turun. Statement bernada dovish itu langsung memicu aksi sell-off Dolar New Zealand yang selama beberapa minggu terakhir reli bullish terhadap Greenback.

"Kami mengharapkan suku bunga rendah yang berkelanjutan dan peningkatan pengeluaran pemerintah dan investasi, guna mendukung pertumbuhan ekonomi tahun 2019. Suku bunga rendah dan pertumbuhan lapangan kerja yang terus membaik diharapkan bisa menyokong pengeluran rumah tangga dan investasi bisnis," kata Gubernur RBNZ, Adrian Orr, dalam sebuah pernyataan di Wellington pagi ini.

Risiko perlambatan ekonomi global memang sudah semakin terlihat nyata, dan sentimen bisnis yang suram terus membebani pengeluaran domestik di Selandia Baru. Tetapi, hal ini juga memiliki sisi positif, dimana tingkat inflasi dapat naik lebih cepat apabila perusahaan menaikkan upah di tengah pasar tenaga kerja yang dinilai cukup kokoh.

287912
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.