Pasangan mata uang GBP/USD bergerak dalam kisaran terbatas antara 1.3150-1.3250 sejak awal pekan ini, dan tampaknya makin terjepit oleh eskalasi ketidakpastian brexit. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa (28/Maret), Poundsterling diperdagangkan nyaris flat sekitar level 1.3195 terhadap Dolar AS. Kewaspadaan pelaku pasar meningkat dalam menghadapi perkembangan berikutnya yang kian sulit diperkirakan, setelah parlemen Inggris menggugurkan semua mosi alternatif kesepakatan brexit.
Pada hari Rabu malam, Sterling sempat menanjak setelah PM Theresa May mengutarakan kesediaannya untuk mengundurkan diri apabila parlemen bersedia menyetujui draft kesepakatan brexit yang telah diajukannya. Namun, pimpinan House of Commons, John Bercow, mempertahankan blokadenya atas draft tersebut. Bercow mengatakan bahwa ia hanya akan mengizinkan voting diadakan lagi atas draft tersebut, jika ia sudah menyaksikan ada perubahan yang cukup bermakna di dalamnya.
Sementara itu, delapan mosi yang diajukan sebagai alternatif dari draft kesepakatan tersebut juga gagal meraih suara mayoritas dalam voting di parlemen Inggris. Sebagaimana tampak dalam cuitan akun Twitter resmi berikut ini, opsi "No-Deal Brexit" (B), pembatalan brexit (L), referendum brexit kedua (M), dan beraneka pilihan bentuk hubungan dengan Uni Eropa; semuanya gugur.
The Speaker has announced the results for today's #IndicativeVotes:
— UK House of Commons (@HouseofCommons) 27 Maret 2019
(B) - Ayes 160 Noes 400
(D) - Ayes 188 Noes 283
(H) - Ayes 65 Noes 377
(J) - Ayes 264 Noes 272
(K) - Ayes 237 Noes 307
(L) - Ayes 184 Noes 293
(M) - Ayes 268 Noes 295
(O) - Ayes 139 Noes 422 pic.twitter.com/z5jDqtMC11
Kebuntuan itu kembali menekan Poundsterling. Kini, sejumlah anggota parlemen anti-Uni Eropa beralih menyatakan dukungan draft kesepakatan yang diajukan oleh PM May, karena khawatir brexit bakal dibatalkan. Namun, Democratic Unionist Party (DUP), salah satu komponen penting dalam koalisi pemerintahan PM May, justru menegaskan kembali penolakannya.
"Kemungkinan voting ketiga atas kesepakatan (yang diajukan oleh) May akan dilaksanakan pada hari Kamis atau Jumat. Ide pemerintah adalah begitu kelompok pro-Brexit menyaksikan kemana arah parlemen bergerak (menuju suatu kesepakatan brexit yang lebih lunak daripada draft tersebut), maka mereka akan terpaksa menyetujui kesepakatan itu ketimbang alternatifnya. (Walaupun) DUP tampaknya tak berpandangan demikian," ujar Elsa Lignos, pimpinan pakar strategi forex di RBC Capital Markets. Lanjutnya, "Pasar telah memperlakukan kesepakatan (yang diajukan oleh) PM May sebagai sesuatu yang positif bagi GBP dan semestinya sampai sekarang masih demikian."