EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,378.64/oz   |   Silver 28.30/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 19 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Suku Bunga Negatif Swiss Indikasi QE ECB Dan Bullish Dolar

Penulis

Krisis Rusia yang ditandai oleh kehancuran mata uang Rubel telah mengacaukan fundamental pergerakan berbagai mata uang dunia, khususnya Swiss Franc. Likuiditas tumpah di bank-bank Swiss hingga bank sentralnya buru-buru menerapkan suku bunga deposit negatif. Penerapan suku bunga negatif ini pun berdampak pada proyeksi kebijakan bank sentral di Eropa (ECB) dan pergerakan Dolar AS.

Krisis Rusia yang ditandai oleh kehancuran mata uang Rubel telah mengacaukan fundamental pergerakan berbagai mata uang dunia, khususnya Swiss Franc. Likuiditas tumpah di bank-bank Swiss hingga bank sentralnya buru-buru menerapkan suku bunga deposit negatif. Penerapan suku bunga negatif ini pun berdampak pada proyeksi kebijakan bank sentral di Eropa (ECB) dan Amerika Serikat (the Fed).

Suku Bunga Negatif Swiss Indikasi QE ECB Dan Bullish Dolar
Suku bunga deposit negatif telah cukup sering diberlakukan oleh bank-bank di Eropa dalam beberapa tahun terakhir dengan berbagai alasan. Pertama kali dijalankan oleh Swedia, kemudian disusul oleh bank sentral Eropa (ECB), Denmark, dan kini Swiss.

Bank sentral adalah bank-nya bank, sehingga suku bunga deposit negatif berarti dana simpanan bank-bank umum di bank sentral dari waktu ke waktu bukannya bertambah karena bunga tapi malah berkurang. Hal ini tidak lantas berarti nasabah bank-bank umum itu sendiri akan ikut menanggungnya. Faktanya, bank-bank umum di Denmark hingga kini tidak menerapkan bunga negatif pada simpanan nasabah karena kuatir kehilangan klien. Dengan kata lain, meski suku bunga negatif SNB akan mengurangi permintaan pasar terhadap Swiss Franc dan berpotensi menimbulkan masalah bagi sektor perbankan, tetapi tidak berdampak negatif secara langsung bagi masyarakatnya. Di saat yang bersamaan, suku bunga negatif SNB malah dianggap 'membocorkan' timing pelaksanaan Quantitative Easing (QE) ECB.

Suku Bunga Negatif SNB

Kemarin (18/12), Bank Sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) secara mendadak menentukan suku bunga deposit negatif. Mulai tanggal 22 Januari, bank-bank Swiss akan dikenai suku bunga -0.25% untuk simpanannya di bank sentral. Langkah tersebut diambil untuk merespon chaos perekonomian Rusia yang telah mengakibatkan luapan likuiditas di bank-bank Swiss.

Swiss dikenal oleh ketahanan fiskal yang tinggi dan penjagaan kerahasiaan ketat di bank-bank-nya, sehingga senantiasa menjadi safe haven di masa-masa krisis. Tak terkecuali saat krisis Rusia kali ini. Para investor buru-buru memindahkan dananya ke Swiss begitu nilai Rubel jatuh di pasar uang, sehingga mendorong Swiss Franc ke level tinggi melampaui nilai fundamental asli Swiss Franc itu sendiri. Padahal penguatan Swiss Franc yang berlebihan akan mengancam sektor ekspor Swiss dan bisa mencemplungkan Swiss kedalam jurang deflasi. Karenanya, SNB memutuskan untuk menerapkan suku bunga deposit negatif.

Bank Sentral Swiss
"Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah faktor mendorong peningkatan permintaan akan investasi yang aman," menurut SNB sebagaimana dikutip oleh New York Times, "Penerapan suku bunga negatif akan menyurutkan minat terhadap investasi dalam Swiss Franc, dan dengan demikian akan mendukung tercapainya nilai tukar minimal."

Segera setelah SNB mengumumkan suku bunga deposit negatif, USD/CHF dan EUR/CHF melejit ke level tinggi setelah menyentuh level support penting. Namun, ini belum menjamin pair-pair CHF tidak akan mengalami koreksi, karena biar bagaimanapun status 'safe haven' masih melekat pada CHF dan ia akan terus menjadi salah satu lokasi pelarian investasi favorit. Apabila penerapan suku bunga negatif ini gagal mengerem penguatan CHF, maka SNB diperkirakan akan kembali mengintervensi pasar dengan melakukan aksi beli Euro guna membatasi penguatan Swissy.

Quantitative Easing ECB

Untuk alasan yang berbeda dengan SNB, ECB juga telah memangkas suku bunga deposit hingga dibawah nol pada Juni 2014 lalu. ECB ingin menggiring dana-dana bank umum keluar dari bank sentralnya, kemudian mengalir ke investasi dan kredit agar perekonomian negara-negara zona Euro terpacu. Tetapi langkah tersebut gagal mencapai target, sehingga ECB pun didesak banyak pihak untuk segera menjalankan pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE). Meski demikian, ECB nampak enggan, dan hingga rapat ECB bulan ini pun pimpinan bank sentralnya masih menolak untuk berkomitmen.

Setelah SNB menerapkan suku bunga deposit dibawah nol, spekulasi bahwa ECB akan mengumumkan QE kian santer. Apalagi, tanggal efektif suku bunga negatif SNB, 22 Januari, bertepatan dengan tanggal rapat ECB pertama di tahun 2015. WSJ mengutip Aurelija Augulyte dari Nordea, "Agak tidak biasa bagi SNB untuk melakukan (pemangkasan suku bunga) seminggu setelah rapat dan setelah mengetahui keputusan ECB (dalam rapat yang lalu). Saya kira mereka (SNB) melihat tekanan yang semakin kuat di pasar akibat aliran dana dari Rusia, dan kini beraksi karena hal itu. Meski begitu, suku bunga negatif akan diberlakukan mulai 22 Januari, yang merupakan tanggal rapat ECB dimana mereka diperkirakan akan mengumumkan QE. Bisa jadi SNB mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui saat ini, kan?"

Perlu dicatat bahwa bila ECB menjalankan QE sementara suku bunga SNB masih positif, maka aliran likuiditas Eropa akan tumpah sekali lagi ke Swiss, menempatkan kurs CHF dalam bahaya penguatan kembali. Dengan menempatkan suku bunga negatif sebelum atau bersamaan dengan QE ECB, maka SNB mencegah terjadinya hal itu. Inilah mengapa para analis jadi mencurigai langkah SNB sebagai indikasi ECB akan mengumumkan QE pada 22 Januari 2015 mendatang.

Perbedaan Arah Kebijakan The Fed Kian Tajam

Sejalan dengan meningkatnya ketegangan akibat krisis Rusia, bukan cuma Swiss yang ketumpahan likuiditas. Yield pada obligasi pemerintah AS juga dilaporkan meningkat dan indeks saham menguat. Akibat sanksi-sanksi terkait Ukraina, hubungan ekonomi langsung antara Rusia dengan Eropa dan AS jadi sangat kecil, tetapi hal itu tidak memutus perpindahan dana dari Rusia ke wilayah lain. Dengan kata lain, krisis Rusia menjadi satu faktor tambahan yang mendukung penguatan Dolar AS.


Pelarian Modal Dari RusiaData aliran dana keluar dari Rusia sejak tahun 2006. Aliran ke negara-negara eks-soviet (CIS) tinggi karena remitansi warganya yang bekerja di Rusia, sehingga aliran dana investasi keluar dari Rusia yang bisa dideteksi terbesar masuk ke China, Swiss, dan AS (bar warna biru).

Selain itu, suku bunga negatif SNB kembali mengingatkan pasar akan perbedaan outlook kebijakan antar bank sentral Dunia. Sementara SNB mati-matian berusaha melindungi nilai tukarnya agar tidak menguat lebih dari kisaran 1.20 CHF per Euro, The Fed diharapkan meningkatkan suku bunga agar investasi kembali masuk ke Amerika Serikat. Dengan ini, perbedaan antara pengetatan kebijakan moneter di AS dengan pelonggaran di Eropa, Jepang, dan Swiss sudah sangat mencolok, dan terus mendorong Dolar AS untuk melangkah ke level-level yang lebih tinggi lagi.

Kenaikan suku bunga the Fed sudah dipastikan akan menjadi highlight perdagangan di pasar finansial Dunia tahun 2015, khususnya karena FOMC The Fed kemarin telah menyingkirkan kata "considerable time" dan menggantikannya dengan "patience", sehingga analis memproyeksikan kenaikan suku bunga AS mantap mulai pertengahan 2015, setelah kuartal 1 berlalu tetapi lebih cepat dari bulan September.

215747

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.