Poundsterling sempat melonjak cukup tinggi kemarin, setelah Kanselir Jerman Angela Merkel memberikan tanggapan positif terhadap surat PM Inggris Boris Johnson mengenai renegosiasi brexit. Akan tetapi, posisinya langsung terguling lagi dalam perdagangan hari Rabu ini (21/Agustus), setelah petinggi Uni Eropa lain menyampaikan respons yang lebih dingin. Saat berita ditulis, GBP/USD telah mundur kembali ke kisaran 1.2134, sedangkan EUR/GBP naik ke 0.9140.
Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com
Pada hari Selasa, PM Johnson menyampaikan bahwa ia telah mengirimkan surat kepada Presiden European Council yang memuat buah pikirannya mengenai brexit. Secara singkat, ia setuju mengenai perlunya masa transisi, tetapi menolak solusi backstop untuk perbatasan Irlandia. Beberapa jam kemudian, Kanselir Merkel memberikan tanggapannya.
"Ketika kita memiliki aturan praktis mengenai bagaimana menjaga perjanjian Good Friday dan di saat yang sama mendefinisikan perbatasan dalam pasar internal (Uni Eropa), maka kita takkan membutuhkan backstop lagi. Ini artinya, kami tentu akan berpikir mengenai solusi yang dapat diterapkan. Dan saya selalu mengatakan bahwa ketika seseorang memiliki keinginan untuk menemukan solusi-solusi ini, maka ia akan menemukannya dalam waktu singkat. UE siap mencari sebuah solusi (seperti itu)," kata Merkel
Secara sepintas, komentar Merkel mengisyaratkan bahwa Uni Eropa bersedia merundingkan ulang masalah perbatasan Irlandia. Akan tetapi, hasil penelaahan lebih dalam menunjukkan bahwa itu bisa jadi cuma retorika belaka.
Pernyataan Presiden European Council, Donald Tusk, menyiratkan sikap Uni Eropa yang sesungguhnya. Menurutnya, tuntutan Johnson untuk menghapus rencana backstop tidak disertai dengan "solusi yang realistis", sehingga sama saja artinya dengan menginginkan kembalinya perbatasan fisik antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara.
Para analis sepakat bahwa surat Johnson dan tanggapan para pejabat Uni Eropa tak mengubah situasi sama sekali. Outlook Poundsterling pun masih dibayangi ancaman skenario brexit terburuk dan tingginya probabilitas pemilu dini akibat sikap Johnson yang dipandang anti-kompromi.
Neil Wilson dari Markets.com berpendapat, "Realitanya, (tanggapan Merkel) ini hanya (menimbulkan) lebih banyak noise. Kata-kata yang hangat, tetapi respons UE sudah jelas. Paling banyak, itu hanya secercah cahaya di tengah suramnya (outlook) Pound. Perkirakan akan ada lebih banyak pergerakan harga ramai seperti ini dalam beberapa hari dan pekan ke depan."
Sementara Elias Haddad dari CBA mengungkapkan, "Kemungkinan terjadinya sebuah 'Hard Brexit' atau pemilu dini itu lebih tinggi daripada tercapainya kesepakatan brexit baru dalam beberapa pekan ke depan. Sementara itu, ketidakpastian politik yang berhubungan dengan 'Hard Brexit atau pemilu baru akan terus menekan GBP."