Beda Momentum Dan Price Action
Pemula
@Budiman: Momentum adalah bagian dari price action.
Price action adalah metode yang menggunakan pergerakan harga masa lampau untuk memprediksi pergerakan yang terjadi di masa depan, sedangkan momentum adalah gambaran kecepatan pergerakan harga yang terjadi.
- Price action: Metode
- Momentum: gambaran pergerakan
Jika Anda mempelajari price action, Anda akan melihat bahwa momentum dalam grafik sering naik dan turun. Dalam momentum yang tinggi sehingga harga cepat bergerak dan candle-candle mempunyai body yang besar. Sedangkan dalam momentum yang rendah harga lambat bergerak dan candle mempunyai shadow atas dan bawah yang panjang dan body candle kecil.
@ Budiman:
Dalam trading, price action adalah formasi candlestick atau pola-pola tertentu candlestick yang menunjukkan sentimen pelaku pasar. Price action yang terbentuk bisa digunakan sebagai sinyal untuk membuka posisi buy atau sell berdasarkan sentimen pasar.
Untuk penjelasan mengenai price actin, silahkan baca: Dasar-Dasar Strategi Trading Dengan Price Action
Momentum dalam trading biasanya diartikan sebagai saat yang tepat untuk entry (membuka posisi). Dalam hal ini biasanya trader menggunakan indikator oscillator seperti RSI atau stochastic. Misal entry buy jika kurva indikator RSI telah berada di atas level 50, atau ketika kurva %K indikator stochastic memotong kurva %D dari bawah ke atas.
Apakah momentum reversal dapat dideteksi dengan menggunakan price action?
@ Bakrie:
- Apakah momentum reversal dapat dideteksi dengan menggunakan price action?
Sinyal (bukan momentum) akan kemungkinan terjadinya pergerakan retracement atau reversal tentu saja bisa diamati dari price action, semisal ketika terbentuk pin bar atau bearish / bullish engulfing. Meski demikian price action tsb harus dikonfirmasi dengan indikator teknikal terutama indikator trend untuk mengetahui validitasnya.
Jawaban untuk Bakrie:
Ya, momentum reversal bisa dideteksi menggunakan price action.
Contoh, misalnya harga saat ini dalam tren naik. Anda bisa mendeteksi adanya momentum reversal dari pola grafik atau pola candlestick yang terbentuk.
Misalnya terbentuk pola bearish engulfing. Hal ini menandakan adanya tekanan dari seller di level tersebut dan peluang terjadinya reversal.
Tentu bisa. Price action atau price pattern bisa mendeteksi pergerakan reversal sedari dini.
Semoga bisa membantu.
Apakah indikator RoC dapat digunakan untuk deteksi sinyal buy dan sell?
@ Elizabeth:
- Apakah indikator RoC dapat digunakan untuk deteksi sinyal buy dan sell?
Indikator Rate of Change atau RoC mengukur kecepatan dan besarnya perubahan harga dalam periode waktu tertentu. Pada platform Metatrader ada indikator yang penunjukannya sangat mirip dengan indikator RoC yaitu indikator momentum yang termasuk dalam indikator jenis oscillator. Cara perhitungannya secara matematis juga hampir sama dengan indikator RoC. Pada umumnya indikator RoC (momentum) akan naik ketika arah trend sedang kuat, dan sebaliknya akan turun ketika trend sedang melemah.
Karena termasuk dalam indikator oscillator, maka akan efektif digunakan pada saat kondisi pasar sedang sideways, yaitu amati level overbought dan level oversold.
Ketika harga sedang bergerak sideways dan kurva indikator RoC telah mencapai level atau area overboght maka bisa entry sell, dan sebaliknya ketika kurva indikator RoC telah mencapai level atau area oversold maka bisa entry buy. Untuk entry tentu saja perhatikan sinyal dari price action.
Ketika pergerakan harga sedang trending (baik uptrend maupun downtrend), perhatikan apakah terjadi divergensi.
Silahkan baca juga: 3 Cara Menggunakan Indikator Momentum
Jawaban untuk Elizabeth:
RoC (Rate of Change) adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur perubahan persentase dalam harga aset atau indeks dalam periode waktu tertentu. RoC menunjukkan besarnya perubahan harga dalam persentase selama periode waktu tertentu dan sering digunakan untuk mengetahui momentum harga.
Meskipun RoC dapat memberikan informasi tentang momentum harga, namun RoC sendiri tidak digunakan untuk deteksi sinyal buy dan sell secara langsung. RoC sebaiknya digunakan bersama dengan indikator teknikal lainnya, seperti Moving Average (MA) atau Relative Strength Index (RSI), untuk mengonfirmasi sinyal buy dan sell yang terjadi pada chart harga.
Penggunaan RoC bisa menjadi efektif ketika digunakan dalam tren yang jelas. Contohnya, ketika terjadi uptrend, RoC bisa digunakan untuk mengidentifikasi momen-momen koreksi atau pullback sehingga trader bisa mencari posisi beli (buy) yang tepat ketika harga turun. Sebaliknya, ketika terjadi downtrend, RoC bisa digunakan untuk mengidentifikasi momen-momen koreksi atau pullback sehingga trader bisa mencari posisi jual (sell) yang tepat ketika harga naik kembali.
Jarang sekali trader menggunakan indikator RoC secara tunggal. Biasanya trader akan mengkombinasikannya dengan indikator MA, ADX, atau indikator penunjuk tren lain agar bisa mendapatkan sinyal trading.
Semoga bisa membantu.
Kategori Pemula
Pertanyaan | Penanya | Balasan | Dilihat | Aktivitas |
Apa Hubungan Stop Out Dan Margin Call? | Fajar Hendrick B | 20 | 19398 | 2015 |
Darimana Asal Keuntungan Trader? | Jumardi | 20 | 14141 | 2016 |
Pemula ingin gabung forex? | Rozi | 20 | 5756 | 2016 |
Beda Akun Cent Dan Micro? | Rendi Supratman | 19 | 41322 | 2015 |
Bank Statement Yang Diminta Broker Itu Seperti Apa? | Mahmud | 18 | 31965 | 2015 |
Siapa Yang Membuat Harga Bergerak? | Syuhada | 18 | 16521 | 2016 |