EUR/USD berubah arah setelah komentar hawkish dari Lagarde, 3 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD naik menuju level 0.5950 di tengah dolar AS yang lemah, sentimen risk-on, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |    XAU/USD pulih karena kewaspadaan pasar, menargetkan level $2,400, 3 jam lalu, #Emas Teknikal   |   USD/CAD melemah mendekati level 1.3750 karena sentimen risiko yang membaik di tengah dan melemahnya minyak mentah, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan penjualan mobil selama periode Januari–Maret 2024, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka rebound pada perdagangan hari ini, naik 0.35% ke level 7,156, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Pada Rabu (17/April), BEI melakukan pengumuman Unusual Market Activity (UMA) terhadap saham PT Barito Renewables Tbk (BREN), 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Kapitalisasi pasar alias market cap PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) makin menggembung, sudah menembus Rp1,063 triliun, 8 jam lalu, #Saham Indonesia
Forum  > Indikator Moving Average

Perbedaan SMA, WMA Dan EMA

  Giti |   19 Apr 2012 |   14722

Master, apa bedanya SMA, WMA, dan EMA?

  Basir   |   19 Apr 2012

Pola-pola tersebut adalah perkembangan dari indikator MA = Moving Average. Merupakan indikator yang paling sering digunakan dan paling standar. Jika di-Indonesiakan artinya kira-kira adalah rerata pergerakan. Moving average sendiri memiliki aplikasi yang sangat luas meskipun sederhana

SMA, Simple Moving Avarage. Ada beberapa kegunaan dari SMA. Secara garis besar dapat digunakan untuk hal-hal berikut:

1. Menentukan trend yang akan terjadi.

2. Menentukan titik support dan resistance.

3. Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.


WMA = Weighted Moving Average Secara keseluruhan, peraturan pada WMA adalah sama seperti pada SMA hanya memiliki perbedaan pada pembobotan nilai saja. Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada data terbaru.

Namun pada kenyataannya Hasil dari perhitungan akan mengakibatkan perhitungan yang sangat rendah. padahal hal tersebut hanya terjadi karena adanya berita yang keluar. Kadang-kadang simple moving average mungkin terlalu sederhana. Kalau saja ada cara yang Anda bisa menyaring spike lonjakan harga tersebut sehingga Anda tidak akan mendapatkan sinyal yang salah. Ini disebut Exponential Moving Average


width=534
Anda bisa perhatikan, Contoh diatas adalah menggunakan Gabungan dari 3 Indikator diatas. Dengan Periode 100. Anda bisa perhatikan jika harga dibawah ketiga Indikator tersebut menunjukan tren turun. Perbedaannya hanya beberapa pips dalam menunjukan Sinyal Sell.

Thanks

  Kiki R   |   7 Oct 2019

@giti: SMA, WMA, dan EMA adalah jenis-jenis moving average.

SMA: Simple Moving Average

WMA: Weighted Moving Average

EMA: Exponential Moving Average

Perbedaan SMA, WMA dan EMA terletak dari dasar perhitungannya.

SMA: menghitung nilai rata-rata dari penjumlahan seluruh data dalam periode kemudian dibagi dengan periodenya

WMA: menghitung nilai rata-rata dengan penambahan bobot (weighted) pada harga terbaru yang lebih besar daripada harga yang lebih lama

EMA: menghitung nilai rata-rata dengan penambahan bobot. Namun, semakin besar periode yang digunakan maka pembobotan nilai hari terakhir semakin kecil

Kelebihan SMA:

Anda mudah terhindar dari fake signal karena pada SMA pembobotan harga setiap hari dihitung sama

Kelemahan SMA:

Memberikan sinyal pergerakan harga yang lebih lambat daripada WMA dan EMA

Kelebihan WMA & EMA:

Lebih cepat dan sesitif terhadap pergerakan harga, karena memberikan bobot perhitungan yang lebih berat pada periode terbaru

Kelemahan WMA & EMA:

Lebih banyak menghasilkan fake signal daripada SMA, karena lebih cepat dan sensitif terhadap perubahan harga.

Terima Kasih.

  Marcus   |   8 Sep 2022

Kalau untuk swing trading, antara SMA, WMA, dan EMA, mana yang lebih direkomendasikan ya pak?

  Kiki R   |   9 Sep 2022

@Marcus: Untuk swing trading, biasanya moving average yang dipakai berjenis SMA, contohnya SMA 200.

Selain itu, banyak jg yang menggunakan EMA sebagai trend filter.

  Steve   |   2 Jun 2022

Kalau untuk pengguna Newbie, jika ingin trading di time frame 30 menit, jenis Moving Average apa yang paling direkomendasikan?

  Kiki R   |   3 Jun 2022

@Steve: Lebih direkomendasikan EMA yang bertipe eksponensial karena time frame kecil seperti M30 butuh sensitifitas yang tinggi seperti EMA.

  Sigit Purnama   |   3 Jun 2022

kalau untuk dipadukan dengan pola-pola Candlestick seperti engulfing jenis MA mana yang kira-kira cocok ya pak?

  Kiki R   |   4 Jun 2022

@Sigit Purnama: Cocok untuk semua jenis MA.

Baik SMA, EMA ataupun WMA punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Untuk mengetahui mana yang benar-benar pas buat Anda, sebaiknya lakukan backtest terlebih dahulu untuk melihat jenis MA mana yang cocok dengan strategi trading Anda dan pada periode berapa.

  M Singgih   |   25 May 2023

@ Sigit Purnama:

Indikator MA termasuk indikator trend, dan digunakan untuk mengkonfirmasi pola-pola atau price action yang terbentuk dari candlestick. Jika terkonfirmasi maka pola atau price action tsb bisa dianggap valid. Semua jenis MA bisa untuk konfirmasi.

Misal jika terbentuk bearish engulfing candle dan harga bergerak di bawah kurva MA, maka bisa dianggap bearish engulfing yang terbentuk adalah valid. Minimal ada 2 indikator trend yang mengkonfirmasi, misal EMA dan parabolic SAR, atau SMA dan ADX, dsb.

  Kirana Putri   |   7 Jun 2022

selamat pagi pak, apakah EMA dan WMA ini bisa dibilang versi pengembangan dari SMA karena kelemahan SMA terutama di false signal? jika begitu, apakah proses pengembangan ini bisa dibilang berhasil pak menyelesaikan masalah pada SMA? atau ketiganya bisa dikategorikan hal yang berbeda satu sama lain?

  Kiki R   |   12 Nov 2022

Benar, EMA dan WMA adalah versi pengembangan dari SMA.

Namun bukan karena SMA banyak false signal, tapi karena SMA kurang sensitif terhadap perubahan harga.

Pada awalnya, dimana hanya terdapat SMA, ternyata banyak trader mengeluhkan tentang sinyal yang lambat dari SMA dan menginginkan SMA yang lebih sensitif terhadap perubahan harga.

Maka diciptakanlah EMA dan WMA dengan pembobotan yang berbeda sehingga lebih sensitif terhadap perubahan harga. Dengan kata lain, EMA dan WMA memberikan sinyal yang lebih banyak daripada SMA.

Namun, kekurangan EMA dan WMA adalah muncul lebih banyak sinyal palsu (false signal) dibandingkan SMA.

  M Singgih   |   8 Jun 2022

@ Kirana Putri:

Seperti pada keterangan di atas, SMA, EMA dan WMA adalah satu jenis, yaitu indikator moving average (MA). Hanya saja EMA dan WMA dengan pembobotan, sedangkan SMA tanpa pembobotan. Dengan pembobotan maka data-data terbaru dianggap lebih signifikan, sehingga respon terhadap pergerakan harga terbaru bisa lebih cepat.

Mengenai false signal, semua jenis MA baik itu SMA, EMA ataupun WMA bisa menimbulkan false signal karena MA didasarkan atas perhitungan matematika, yaitu harga rata-rata dalam periode tertentu, sehingga harga bergerak dulu baru nilai rata-ratanya keluar. Dengan demikian indikator jenis MA ini termasuk indikator yang lagging atau selalu terlambat dalam merespon pergerakan harga. Semua lagging indicator bisa menghasilkan false signal.

Kesimpulannya: EMA dan WMA digunakan jika diinginkan respon terhadap pergerakan harga terbaru (terakhir) yang lebih cepat, bukan untuk memperbaiki SMA. Antara EMA dan WMA, yang sering digunakan adalah EMA.

  Harun Kusuma   |   29 Aug 2022

jika open posisi saat terjadi cross antara 2 EMA (saya gunakan 100 dan 200), dimana sebaiknya SL dan TP saya letakkan pak?

  Kiki R   |   31 Aug 2022

@Harun Kusuma: SL dan TP dapat diletakkan pada support/resisten terakhir.

Perbedaan Sma Wma Dan EmaPerbedaan Sma Wma Dan Ema

  Sinyo   |   27 Sep 2022

Kalau EMA-100 digunakan pada timeframe H4 apakah ideal?

  Kiki R   |   28 Sep 2022

Termasuk ideal. EMA-100 bisa Anda gunakan sebagai penyaring tren (tren filter) dan saat harga menguji garis MA bisa juga berfungsi sebagai support/resisten dinamis.

  Harun Kusuma   |   2 Nov 2022

Terima kasih banyak pak Kiki atas petunjuknya beberapa waktu yang lalu. sangat membantu sekali dalam proses saya dalam mencoba untuk konsisten 2 bulan terakhir. Izin meminta petunjuk lagi pak, jika cross MAnya saya buat hanya sebagai filter trend, dan SnR saya jadikan untuk Entry apakah bisa pak?

  Kiki R   |   3 Nov 2022

Bisa. Tinggal Anda uji pada beberapa pair dalam rentang waktu tertentu untuk melihat performa strategi yang Anda gunakan.

Kalau kurang bagus, Anda bisa mengubah settingan dalam strategi tersebut seperti penempatan SL, timing entry, penempatan TP, dst.

  Bagas   |   17 Oct 2022

Kalau untuk time frame h4, lebih direkomendasikan SMA-100 atau SMA-200 ya kak untuk trend filter?

  Kiki R   |   18 Oct 2022

Lebih direkomendasikan SMA-100 untuk time frame H4.

SMA-200 biasanya digunakan untuk tren filter jangka panjang di time frame Daily.

  Nuriah   |   9 Dec 2022

Sepakat mas Kiki.

TF H4 baiknya SMA-100 saja.

TF DAILY juga bisa pakai SMA-100.

SMA-200 itu buat investor/trader yang long-term banget.

  Cindy   |   16 Apr 2023

Aku boleh ya bertanya mengenai EMA ya. Jadi kan biasa setingan default EMA itu di 200. Nah arti dari angka 200 itu apa dan misalkan klu diubah gitu apakah akan berpengaruh terhadap indikator EMA itu sndiri?

Kmudian pertanyaan kedua adalah perbedaan garis yg terjadi di timeframe yg berbeda. Biasa kan klu di chart daily akan berbeda dngn chart di timeframe lain dan apakah EMA itu bsa berbeda disana jga? Untuk TimeFrame kecil ada ga ketentuan EMA yg blh diubah? MIsalkan umumnya EMA 200 dan di timeframe M15 apakah bsa dipakai EMA lainnya?

  M Singgih   |   25 Apr 2023

@ Cindy:

- … Jadi kan biasa setingan default EMA itu di 200.

Tidak ada ketentuannya settingan default harus pada periode 200.

- … Nah arti dari angka 200 itu apa dan misalkan klu diubah gitu apakah akan berpengaruh terhadap indikator EMA itu sndiri?

Artinyakurva yang ditunjukkan adalah nilai rata-rata selama 200 periode, tergantung dari time frame yang digunakan. Misal menggunakan time frame daily dengan menerapkan EMA 200, maka kurva EMA 200 tsb menunjukkan nilai rata-ratanya dalam 200 hari terakhir. Jika time frame yang digunakan 1 jam (H1), maka dengan menerapkan EMA 200, kurva EMA 200 tsb menunjukkan nilai rata-ratanya dalam 200 jam terakhir.

- … Kmudian pertanyaan kedua adalah perbedaan garis yg terjadi di timeframe yg berbeda. Biasa kan klu di chart daily akan berbeda dngn chart di timeframe lain dan apakah EMA itu bsa berbeda disana jga?

Sudah dijelaskan pada jawaban di atas. Kurva EMA 200 pada time frame daily jelas berbeda dari kurva EMA 200 pada time frame H1.

- …. Untuk TimeFrame kecil ada ga ketentuan EMA yg blh diubah? MIsalkan umumnya EMA 200 dan di timeframe M15 apakah bsa dipakai EMA lainnya?

Untuk time frame yang semakin rendah, biasanya trader juga menggunakan periode yang lebih rendah. Untuk time frame M5 (5 menit), M15 (15 menit), M30 (30 menit dan H1 (1 jam), bisa digunakan EMA periode 8, 21, 34, 50, 55, 89 dan juga 100, atau menggunakan 2 EMA dengan kombinasi dari periode-periode tsb misal EMA 8 dan EMA 21, EMA 21 dan EMA 55, dsb.

  Kiki R   |   30 Apr 2023

Jawaban untuk Cindy:

EMA 200 menghitung rata-rata harga penutupan selama 200 periode waktu. Angka 200 dipilih karena dianggap cukup panjang untuk menangkap tren jangka panjang dan cukup sensitif untuk memberikan sinyal perdagangan saat ada perubahan tren yang signifikan.

Anda dapat mengubah periode waktu EMA sesuai dengan preferensi trading Anda. Jika Anda ingin EMA yang lebih responsif, Anda bisa menggunakan periode waktu yang lebih pendek, seperti EMA 50 atau EMA 20. Namun, semakin pendek periode waktu yang digunakan, semakin banyak sinyal palsu yang mungkin terjadi. Sebaliknya, jika Anda ingin EMA yang lebih halus dan kurang responsif, Anda bisa menggunakan periode waktu yang lebih panjang, seperti EMA 100 atau EMA 200.

Perbedaan garis EMA di timeframe yang berbeda disebabkan oleh perbedaan periode waktu yang digunakan untuk menghitung rata-rata harga penutupan. EMA yang dihitung pada timeframe yang lebih kecil cenderung lebih responsif terhadap perubahan harga yang cepat, sementara EMA yang dihitung pada timeframe yang lebih besar cenderung memberikan sinyal yang lebih lambat tetapi lebih kuat.

Anda dapat menggunakan periode waktu EMA yang berbeda pada timeframe yang berbeda sesuai dengan preferensi trading Anda. Namun, pastikan bahwa penggunaan EMA yang berbeda pada timeframe yang berbeda tidak bertentangan dengan strategi trading Anda dan tetap konsisten dalam penggunaannya.

Misalnya, jika Anda menggunakan EMA 200 pada chart daily, maka sebaiknya Anda juga menggunakan EMA 200 pada chart yang lebih kecil seperti M15. Namun, jika Anda ingin menggunakan EMA yang lebih responsif pada chart yang lebih kecil, pastikan untuk mempertimbangkan risiko dan manajemen risiko yang tepat.

  Heri   |   2 May 2023

Halo suhu2. Saya ingin menyanggah dan memberikan pertanyaan seputar EMA itu sendiri. Pertama adalah angka 200 itu, dan ada tidak cara perhitungan dalam menentukan angka 200, 55 atau beberapa nilai yang disebutkan?

Kedua, sebenarnya apa perbedaan Moving Average dengan EMA? Serta dari sekian jenis MA, manakah yang paling banyak digunakan?

Ketiga dan terakhir adlaah bagaimana cara melihat atau membaca MA? Krna ketika saya ngebuka MT4 saya terus coba memunculkan MA, trnyata itu hanyalah satu garis saja. Dan saya juga membaca ternyata ada yang menggunakan 2 MA dan bila keduanya saling silang brrti merupakan suatu sinyal (meski saya tidak mengetahui maksudnya seperti apa). Mohon bantuannya! Terima kasih!

Mohon bantuannya, Terima kasih!

  Aisha   |   8 May 2023

Heri:

--->Pertama adalah angka 200 itu, dan ada tidak cara perhitungan dalam menentukan angka 200, 55 atau beberapa nilai yang disebutkan?

Angkka 200, 55, dan seterusnya merujuk pada PERIODE. Yakni, berapa lama data dikumpulkan untuk menghasilkan satu node dalam Moving Average.

Coba lihat rumus Moving Average paling sederhana di bawah ini (Simple Moving Average):

Simple Moving Average

MA dihitung dengan mengumpulkan data harga (A) setiap hari selama periode tertentu, kemudian dibagi dengan jumlah periodenya. Kalau MA 200, maka data harga A1+A2+A3+seterusnya sampai A200, kemudian dibagi dengan 200.

--->Kedua, sebenarnya apa perbedaan Moving Average dengan EMA?

Perbedaan tiap jenis Moving Average bisa dilihat pada RUMUSNYA. Lihat rumus Moving Average di atas? Itu adalah rumus paling dasar.

Kalau untuk menghitung EMA, nantinya tiap harga (A1, A2, dst) mesti dikalikan dulu dengan multiplier tertentu untuk memuluskan (smoothing). Multipler untuk tiap harga berbeda-beda. Multiplier untuk periode yang lebih kini akan lebih besar daripada multiplier untuk periode yang lebih lama (contoh: multiplier A1 < multiplier A2< multiplier A200).

Pusing? Nah, untungnya trader nggak perlu menghitung sendiri semua ini. Bisa terima jadi dari hitungan otomatis dan langsung lihat garisnya di platform.

--->Dari sekian jenis MA, manakah yang paling banyak digunakan?

Jawabannya tergantung: digunakan untuk apa?

Kalau secara umum, yang paling banyak digunakan adalah MA saja, atau yang juga disebut sebagai SMA. Bukan hanya untuk trading, melainkan juga untuk statistika, riset, dan lain sebagainya.

Kalau khusus untuk trading forex saja, maka EMA lebih populer. Tapi trader saham sepertinya lebih banyak pakai SMA.

--->Ketiga dan terakhir adlaah bagaimana cara melihat atau membaca MA?

Kalau hanya memasang satu indikator MA dengan satu periode, maka hasilnya hanya akan melihat satu garis. Dalam hal ini, kamu bisa membacanya sebagai:

  • Harga di bawah garis MA, berarti tren saat ini sedang bearish.
  • Harga di atas garis MA, berarti tren saat ini sedang bullish.

Bisa entry kalau grafik harga melintasi MA ke atas atau ke bawah.

Kalau ingin lihat dua garis MA pada grafik, maka harus memasang dua indikator MA dengan dua periode berbeda. Contohnya dalam grafik ini, kita pasang MA dengan periode 200 (warna kuning) dan 50 (warna merah).

SMA Crossover

Kamu bisa melihat ada sinyal ketika terjadi persilangan antara dua Moving Average. Kalau MA yang rendah melintas ke atas MA yang tinggi, berarti buy. Contohnya dalam hal ini, kalau MA 50 melintas dari bawah ke atas MA 200, maka buy.

  Nur Salim   |   16 May 2023

Heri:

Seluruh pertanyaan telah dijawab dengan lengkap oleh kak Aisha. Saya hanya ingin menambahkan sedikit tentang penentuan angka periode MA seperti 200 dan 55. Umumnya periode ini dipilih untuk mewakilkan nilai-nilai tertentu dalam pasar. Seperti misalnya periode 200 dalam tf Daily menggambarkan rata-rata pergerakan harga selama 200 hari terakhir. Masih banyak periode lain yang bisa digunakan sebagai patokan nilai MA. Beberapa yang terkenal misalnya 20 yang menggambarkan rata-rata pergerakan harga selama 20 hari terakhir atau kurang lebih 1 bulan. 5 yang melambangkan rata-rata pergerakan harga 5 hari atau 1 minggu terakhir. Bapak juga bisa mencoba berbagai jenis periode lainnya untuk melihat pengaruh dari nilai tersebut terhadap pembacaan atau analisa market.

  Eddie   |   26 May 2023

Halo, izin bertanya ya! Nah, dari tiga tipe yg di bahas di forum ini, manakah tipe moving average yg paling umum dan mngkn pling mudah digunakan oleh trader, khususnya trader newbie?

Dan apakah angka yg terdapat didalam metatrader (terisi otomatis gitu), kita bsa menggunakan default angka dri sono nya aja?

Kmudian ada ga klebihan dari moving average bila dibndingkan dngn analisa lainnya? Dan apakah akurasi dari Moving average terhadap prediksi trading itu lumayan akurat or tidak?

Mohon bntuannya ya suhu2, makasih bnyk

  M Singgih   |   7 Jun 2023

@ Eddie:

- … dari tiga tipe yg di bahas di forum ini, manakah tipe moving average yg paling umum dan mngkn pling mudah digunakan oleh trader, khususnya trader newbie?

Yang sering digunakan trader adalah simple moving average (SMA) dan exponential moving average (EMA).

- … Dan apakah angka yg terdapat didalam metatrader (terisi otomatis gitu), kita bsa menggunakan default angka dri sono nya aja?

Bisa. Tetapi biasanya trader menggunakan parameter yang berbeda dengan default-nya. Yang sering digunakan adalah periode 8, 31, 34, 50, 55, 89, 100, 144 dan 200.

- … Kmudian ada ga klebihan dari moving average bila dibndingkan dngn analisa lainnya?

Analisa yang mana ya? Kalau moving average itu adalah salah satu jenis indikator untuk alat analisa teknikal.

- … Dan apakah akurasi dari Moving average terhadap prediksi trading itu lumayan akurat or tidak?

Kalau movinmg average sendiri kurang akurat karena hampir semua indikator teknikal itu bersifat lagging atau terlambat dalam merespon pergerakan harga. Jadi harus ada indikator trend lainnya sebagai konfirmasi dari moving average tsb seperti ADX atau parabolic SAR.

  Kiki R   |   9 Jun 2023

Jawaban untuk Eddie:

1. Di antara tiga jenis moving average yang umum dibahas di forum, moving average tipe Simple Moving Average (SMA) adalah yang paling umum dan sering digunakan oleh trader, terutama oleh trader pemula. Alasannya adalah SMA relatif mudah dipahami dan dihitung. SMA menghitung rata-rata harga penutupan dalam periode waktu tertentu dan memberikan bobot yang sama pada setiap harga.

2. Angka yang terdapat di dalam platform MetaTrader, seperti MetaTrader 4 atau MetaTrader 5, biasanya terisi otomatis berdasarkan pengaturan default. Anda bisa menggunakan angka-angka default tersebut jika Anda merasa cocok dengan strategi trading Anda. Namun, penting juga untuk memahami bahwa setiap trader memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda, jadi Anda dapat menyesuaikan angka-angka tersebut sesuai dengan strategi atau preferensi pribadi Anda.

3. Moving average memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan analisis lainnya. Beberapa kelebihan dari penggunaan moving average adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi arah tren: Moving average dapat membantu trader mengidentifikasi arah tren pasar dengan cara memperhalus fluktuasi harga dan menunjukkan pergerakan harga secara keseluruhan.
- Dukungan dan resistensi dinamis: Moving average juga dapat berfungsi sebagai level dukungan (support) dan resistensi (resistance) dinamis. Harga sering kali cenderung berbalik arah ketika mencapai atau mendekati moving average.
- Sinyal perpotongan: Perpotongan antara dua moving average dengan periode waktu yang berbeda dapat memberikan sinyal trading. Sebagai contoh, ketika moving average dengan periode pendek (misalnya 50 periode) memotong moving average dengan periode panjang (misalnya 200 periode) dari bawah ke atas, ini dapat dianggap sebagai sinyal beli (buy signal).

Kategori Forum
  • Terpopuler
  • Banyak Dibaca
  • Reply Terakhir
  • Terbaru
  • Kripto
  • Reksadana
  • Indikator Moving Average
  • Cut Loss
  • Expert Advisor
  • Belajar Forex
  • Broker Mancanegara