Pelemahan sebagian mata uang terhadap Dolar AS tampaknya bersifat sementara. Tidak dipungkiri bahwa pelemahan rival Dolar ini akibat adanya rencana kenaikan bunga The Fed, Bank Sentral AS. Tapi dampak ini tidak akan lama, karena The Fed tak akan naikkan suku bunga secara agresif. The Fed sendiri telah menyatakan sejak tahun lalu bahwa tingkat suku bunga akan tetap mendekati nol untuk "waktu yang cukup" setelah program pembelian obligasi berakhir.
Di bulan sebelumnya, para pembuat kebijakan bank sentral merasa khawatir atas prospek pertumbuhan global. Dimana staf The Fed telah merevisi turun proyeksinya untuk pertumbuhan PDB riil AS dalam jangka menengah. Hal itu dilakukan demi menanggapi kenaikan lebih lanjut pada nilai tukar mata uang dolar, penurunan prospek pertumbuhan global, dan penurunan harga saham.
Didukung oleh kebijakan moneter yang akomodatif dan pelonggaran lebih lanjut dari pengekangan pengeluaran pada perubahan kebijakan fiskal, The Fed memperkirakan PDB akan meningkat lebih cepat daripada output potensial pada 2015 dan 2016.