EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 2 jam lalu, #Saham AS

Vlieghe BoE: Inggris Rugi 800 Juta Per Minggu Karena Brexit

Penulis

Gertjan Vlieghe dari bank sentral Inggris (BoE) menyatakan bahwa ketidakpastian Brexit telah mempengaruhi pengambilan kebijakan suku bunga, selain efek lainnya.

Sebuah celetukan bombastis disampaikan oleh Dr Gertjan Vlieghe, salah satu anggota rapat kebijakan moneter bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), dalam pidatonya hari Kamis ini (14/Februari). Sambil bercanda, ia menyampaikan bahwa jika diperhitungkan secara nominal, lenyapnya prospek pertumbuhan GDP Inggris sebesar 2 persen sejak dimulainya Brexit bisa jadi sama dengan 800 juta Pounds per minggu.

Gertjan Vlieghe

Dalam pidatonya, Vlieghe memaparkan dampak ekonomi dari rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) secara blak-blakan. Menurutnya, pada awalnya perusahaan-perusahaan bersikap "business as usual" dalam merespons rencana Brexit. Namun, sikap mereka berubah seiring dengan makin dekatnya tenggat waktu yang telah ditentukan (29 Maret). Sementara itu, perilaku konsumen pada umumnya tak mengalami perubahan signifikan.

Ketika ditanya mengenai seberapa cepat BoE akan menaikkan suku bunga, Vlieghe mengingatkan bahwa kondisi ekonomi Inggris masih melambat, sehingga ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukannya. BoE perlu menyaksikan stabilisasi data-data ekonomi terlebih dahulu, sebelum melakukan perubahan kebijakan. Namun, secara umum, semuanya tergantung pada Brexit.

Sebagaimana dikutip oleh The Guardian, Vlieghe mengungkapkan, "Jika sebuah kesepakatan pengunduran (Inggris dari Uni Eropa) dicapai, keyakinan (investor) melejit dan investasi bisnis reli, maka boleh jadi tak butuh waktu lama bagi suku bunga untuk dinaikkan. Namun, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan kejelasan tentang Brexit, dan perusahaan-perusahaan membutuhkan waktu lebih lama (pula) untuk merespons, maka suku bunga pinjaman (yang saat ini berada pada 0.75 persen) bisa tetap rendah dalam waktu lebih lama."

Saat berita ini ditulis, sekitar 30 menit setelah pidato Vlieghe, pasangan mata uang GBP/USD mencatat penurunan intraday sebesar 0.14 persen ke kisaran 1.2827. Poundsterling juga cenderung tertekan versus Yen dan Euro. Bahkan, EUR/GBP meroket ke level 0.8788, setelah data GDP Zona Euro Kuartal IV/2018 dirilis sesuai ekspektasi.

287398
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.