EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,992.60   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 14 jam lalu, #Saham AS

Williams The Fed: Rate Cut Segera Sebagai Tindak Pencegahan

Penulis

Menurut John Williams, pemotongan suku bunga di awal sinyal tekanan ekonomi dapat menjadi vaksin yang mencegah dampak buruk inflasi terlalu rendah.

Seputarforex.com - Presiden The Fed untuk wilayah New York, John Williams, menyampaikan pidato yang menguatkan ekspektasi pemotongan suku bunga di akhir bulan ini. Menurut Williams, para pembuat kebijakan perlu segera menambah stimulus guna menanggulangi inflasi yang terlalu rendah saat suku bunga di dekat nol. Selain itu, mereka juga tidak boleh menunggu sampai kondisi yang parah benar-benar terjadi.

 

Pemotongan Suku Bunga Perlu Segera Dilakukan

Dalam pidatonya di pertemuan tahunan Central Bank Research Association di New York, Jumat (19/Juli) dini hari, Williams mengatakan bahwa salah satu pelajaran yang dapat diambil dari risetnya adalah, saat suku bunga dan inflasi rendah, maka pembuat kebijakan di bank sentral tidak boleh hanya bersikap waspada dan menunggu sampai masalah ekonomi benar-benar muncul.

"Lebih baik mengambil langkah pencegahan daripada harus menunggu bencana terjadi lebih dahulu," kata Wlliams. "Ketika yang Anda punya hanyalah stimulus yang banyak, maka yang harus dilakukan adalah bertindak cepat untuk menurunkan suku bunga, tepat saat (kemunculan) sinyal pertama yang menunjukkan adanya tekanan dalam ekonomi."

Dalam beberapa pekan terakhir, para pembuat kebijakan di bank sentral AS memang telah mengidentifikasi adanya masalah yang berpotensi mengganggu perekonomian di masa depan. Salah satu yang paling perlu diperhatikan adalah dampak perang dagang AS-China, terutama karena hal itu menyebabkan perlambatan inflasi.

"Makin rendah level rata-rata inflasi berarti semakin rendah pula level pemotongan suku bunga yang tersedia selama masa penurunan. Sehingga, akan membuat para pembuat kebijakan semakin sulit untuk mencapai target mereka," kata Williams.

Pemilik hak suara permanen dalam FOMC tersebut menambahkan bahwa memotong suku bunga dengan cepat saat menghadapi kondisi ekonomi yang sedang mengalami kemunduran, dapat menjadi vaksin bagi ekonomi dan melindunginya dari bahaya yang diakibatkan oleh inflasi terlalu rendah. Menyusul pidato Williams yang mendukung sikap dovish, Indeks Dolar AS melemah 0.40 persen dan diperdagangkan di 96.73 saat berita ini ditulis.

dxy

289307
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.