Yen melemah terhadap mata uang mayor lainnya pada awal perdagangan sesi Eropa hari Jumat ini (29/Maret). Pasangan mata uang USD/JPY meningkat sekitar 0.15 persen hingga sempat mencapai high pada 110.93, sementara EUR/JPY naik 0.17 persen ke kisaran 124.40, dan GBP/JPY menanjak 0.12 persen ke level 144.40. Pasalnya, serangkaian data makro yang dirilis hari ini kembali menggarisbawahi fakta bahwa konflik perdagangan global terus mempersulit aktivitas ekonomi Jepang, sementara inflasi tetap jauh dari target bank sentral.
Laporan preliminer menunjukkan bahwa produksi industri Jepang mengalami kenaikan 1.4 persen (Month-over-Month) pada bulan Februari 2019, sesuai dengan ekspektasi awal. Namun, data itu sempat ambruk 3.4 persen pada bulan Januari, dan tercatat tetap turun 1 persen secara tahunan. Data penjualan ritel pun hanya naik 0.4 persen (Year-on-Year) pada bulan Februari, gagal mencapai estimasi 0.9 persen.
Indeks harga konsumen (CPI) Tokyo untuk bulan Maret mengalami kenaikan 0.9 persen (Year-on-Year). Angka tersebut lebih baik ketimbang ekspektasi yang dipatok pada 0.5 persen, maupun performa bulan sebelumnya yang hanya 0.6 persen. Namun, data tersebut mengindikasikan bahwa CPI nasional Jepang masih jauh dari target inflasi tahunan sebesar 2 persen yang diinginkan oleh Bank of Japan (BoJ).
David Cottle dari DailyFX mencatat, "Yen Jepang telah menguat moderat terhadap Dolar AS menjelang publikasi data (hari ini), tetapi prosesnya dihalangi oleh rilis (data-data tersebut) dan USD/JPY tampaknya menemukan level dasar (bagi pergerakan harga). Sebenarnya, angka-angka ini hanya mengonfirmasi (situasi) yang seharusnya sudah diketahui semua investor Yen Jepang, yaitu bahwa perekonomian Jepang terus menerus pulih secara moderat meski ada kekhawatiran mengenai pertumbuhan global, tetapi laju kenaikan harga-harga secara umum tetap tidak ada."