Seputarforex.com - Sebagai mata uang safe haven, Yen menguat di tengah kemelut politik yang tengah melanda Inggris dan Zona Euro. Pada hari Selasa (23/Okt) siang ini, USD/JPY turun 0.3 persen dari 112.817 ke 112.374.
Sementara itu, walaupun Dolar AS menguat terhadap Pound dan Euro, indeks Dolar AS terbilang flat. Indeks DXY menunjukkan level 96.02 saat berita ini ditulis.
Sterling Melemah, Posisi PM May Terancam
Poundsterling diperdagangkan flat di kisaran 1.2960 per Dolar AS, setelah melemah hingga 0.83 persen pada hari Senin kemarin. Total, GBP/USD telah turun 2.2 persen dalam tujuh sesi perdagangan terakhir. Latar belakang yang menggerakkan mata uang Inggris tersebut masih sama, yakni masalah Brexit yang masih buntu. Setelah muncul kabar mengenai rencana penjegalan Backstop Plan oleh kelompok Anti Uni Eropa Inggris, kini muncul spekulasi bahwa PM May terancam akan digulingkan oleh pemberontak dari partainya sendiri, yakni Partai Konservatif.
Euro Turun Ditekan Sentimen Terhadap Anggaran Italia
Rencana anggaran pemerintah Italia masih menjadi pemicu utama pergerakan mata uang Euro. Saat berita ini ditulis, EUR/USD diperdagangkan pada angka 1.1453. Pasangan mata uang tersebut gagal mengambil kesempatan menguat saat yield obligasi pemerintah Italia melemah hingga 3 persen.
"Ketegangan antara Roma dan Komisi Uni Eropa kemungkinan akan makin bertambah, khususnya jika Dewan Uni Eropa meluncurkan 'Excessive Deficit Procedure' terhadap Italia," kata Philip Wee, Ahli Forex DBS dalam sebuah catatan.
"Hal ini akan membuat Italia harus menyediakan rencana tindakan korektif untuk mengendalikan utangnya yang sangat besar. Utang pemerintah saat ini sebesar 130 persen dari PDB, bertentangan dengan aturan Maastricht yang hanya sebesar 60 persen," tambah Wee.