Dolar Australia anjlok di sesi perdagangan Asia pada Selasa (21/07) siang hari ini setelah notulen rapat Bank Sentral Australia (RBA) menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk menurunkan nilai tukar mata uang tersebut. Nilai tukar Dolar Australia dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dalam kuartal kedua akan menjadi kunci bagi kebijakan moneter saat ini, dimana tingkat suku bunga acuan berada di level rendah 2 persen.
Pada tanggal 7 Juli lalu, RBA melalui rapat kebijakan moneter bulanan memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 2 persen, tak ubahnya seperti kebijakan moneter yang diputuskan pada bulan Juni. Notulen RBA juga mencatat bahwa para pembuat kebijakan menegaskan, outlook kebijakan moneter untuk beberapa waktu ke depan akan dipengaruhi oleh data-data yang ada serta kondisi finansial. Setelah rilis tersebut, AUD/USD diperdagangkan pada posisi 0.7360 atau menurun sebanyak 0.14 persen.
Dalam hal nilai tukar, bank sentral menyatakan bahwa meskipun nilai tukar (Dolar Australia) sedang merosot ke level rendah enam tahun terhadap Dolar AS, namun tidak terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya.
"Para anggota mencatat bahwa nilai tukar mata uang sejauh ini kurang begitu menawarkan bantuan, atau belum sesuai dengan ekspektasi untuk mencapai kestabilan pertumbuhan dalam perekonomian dan bahwa depresiasi lebih jauh nampaknya memang masih dibutuhkan." tulis notulen tersebut.
Notulen RBA juga mencatat, para anggota dewan RBA merefleksikan bahwa kebijakan moneter longgar yang diterapkan oleh China akhir-akhir ini akan menyediakan dukungan tambahan bagi pasar properti dan pertumbuhan secara lebih luas. China merupakan negara partner perdagangan nomor satu bagi Australia.
