1. Kenaikan Harga Minyak Mendongkrak Mata Uang Negara Eksportir
Dahulu, ada anggapan kalau mata uang negara-negara eksportir minyak seperti Kanada dan Rusia menguat ketika harga minyak naik. Di sisi lain, negara konsumen seperti Amerika Serikat akan diuntungkan apabila harga minyak jatuh. Dinamika tersebut dapat dilihat pada overlap grafik candlestick USD/CAD dan harga US OIL (WTI) yang digambarkan dengan garis merah di bawah ini.Saat harga minyak (WTI) jatuh drastis antara tahun 2014-2015, Dolar AS (USD) terlihat menguat versus Dolar Kanada (CAD). Namun, korelasi seperti ini tak selalu terjadi. Seiring dengan peningkatan produksi minyak AS, efek negatif kenaikan harga minyak tak lagi berpengaruh besar terhadap Dolar AS maupun Dolar Kanada.
Singkat kata, pengaruh minyak secara langsung terhadap Dolar AS maupun Dolar Kanada saat ini tak lagi relevan. Akan tetapi, bukan tidak mungkin korelasi serupa akan muncul kembali di masa depan (baca juga: Perubahan Pengaruh Harga Minyak Dunia Terhadap Forex Gara-gara Minyak Shale AS).
2. Kenaikan Harga Minyak Meningkatkan Pendapatan Negara Produsen
Meskipun pengaruh minyak secara langsung terhadap nilai tukar mata uang negara-negara eksportir dan importirnya tidak stabil, tetapi jelas bahwa kenaikan harga minyak akan meningkatkan pendapatan negara produsen minyak. Hal ini khususnya berlaku bagi 10 negara produsen minyak terbesar:- Amerika Serikat
- Rusia
- Arab Saudi
- Irak
- Kanada
- Venezuela
- Nigeria
- Meksiko
- Angola
- Norwegia
3. Kenaikan Harga Minyak Mendorong Inflasi Lebih Tinggi
Di Indonesia, kita lazim menyaksikan kenaikan harga bermacam-macam barang dan jasa ketika harga BBM meningkat. Hal serupa juga terjadi di berbagai negara lain. Bahkan, kenaikan harga barang dan jasa tersebut dapat mendorong inflasi lebih tinggi.Di negara-negara yang pertumbuhan ekonominya lesu seperti Jepang dan Uni Eropa saat ini, maka kenaikan inflasi itu bisa mendukung pencapaian target inflasi yang ditentukan oleh bank sentralnya, sehingga berdampak positif bagi mata uang mereka di pasar forex. Akan tetapi, bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, kenaikan harga minyak justru buruk karena dapat mengakibatkan inflasi melonjak hingga melampaui ambang yang telah ditentukan. Teori ini masih berlaku sampai sekarang.
Berdasarkan ketiga poin di atas, jelas bahwa pengaruh minyak di pasar forex patut untuk diperhatikan. Bagi trader forex, ada baiknya mengamati salah satu dari dua harga minyak acuan dunia, yakni Brent (UK OIL) dan WTI (US OIL). Kuotasi harga keduanya berbeda, tetapi secara umum tren dalam jangka panjang tetap searah.
Bagi pembaca Seputarforex.com, dinamika harga minyak dunia bisa dipantau pada halaman Data Harga Minyak dan rubrik Berita Minyak. Pengaruh minyak di pasar forex memang tidak besar, tetapi apabila ada perubahan drastis maka perlu diwaspadai.