Dolar Australia tampak flat setelah menutup kerugiannya terhadap Dolar AS menyusul rilis notulen FOMC untuk rapat akhir Juli lalu. Pada pukul 7 pagi waktu Australia, AUD/USD diperdagangkan pada 0.7350, sedikit turun dari posisi 0.7535 yang tercapai kemarin. Mata uang Australia sempat kehilangan tenaga akibat jatuhnya harga komoditas, dimana AUD/USD menyentuh 0.7353.
Notulen rapat The Fed belum bisa memberikan kejelasan terkait waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga AS walaupun data-data ekonomi AS tercatat positif dalam beberapa waktu terakhir. Data inflasi AS yang dirilis sebelum notulen masih menunjukkan bahwa pencapai taregt inflasi 2 persen AS masih jauh akibat kuatnya Dolar AS.
Selloff Greenback Overdone, Aussie Rentan
Kamis (20/08) pagi ini, ahli strategi Westpac, Imre Speizer mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa Dolar Australia masih akan rentan mengalami kemerosotan lebih lanjut dalam beberapa minggu ke depan. Pernyataan Speizer tersebut juga didukung oleh komentar Paul Ashworth dari Capital Economics, bahwa selloff Greenback, yang melambungkan Dolar Australia sudah tampak sedikit overdone, terutama karena notulen The Fed tidak memberikan petunjuk yang meyakinkan mengenai kenaikan suku bunga The Fed September.
Isu internasional lain yang berpeluang melemahkan Dolar Australia adalah masalah perlambatan pertumbuhan ekonomi China, yang juga digaungkan oleh pejabat The Fed dalam notulen rapat tadi. Menurut Aneta Markowska dari Societe Generale AS, kebijakan China yang mendevaluasi Yuan memang memberikan dampak langsung yang relatif kecil bagi pertumbuhan AS dan outlook inflasinya, tapi, devaluasi Yuan bisa membuat The Fed menunda kenaikan suku bunganya karena mata uang negara-negara berkembang akan melemah dan menyebabkan capital outflows.