Dolar Australia melambung cukup tinggi dalam sesi perdagangan malam tadi, dengan total reli lebih dari satu persen menyusul pidato Ketua Federal Reserve AS, Janet Yellen, di hadapan forum Economic Club of New York kemarin malam. Dolar Australia melonjak ke level tinggi 0.7620 dari level 0.753 di sesi New York kemarin akibat lemahnya Dolar AS dari hawkishnya pidato Yellen. AUD/USD sedikit berubah ke angka 0.7626 saat berita ini ditulis.
RBA Takkan Tergoda
Meski begitu, para ekonom memperkirakan bahwa penguatan Aussie kali ini tidak akan memicu para pejabat Bank Sentral Australia (RBA) untuk memotong tingkat suku bunga. Michael Blythe, ekonom di Commonwealth Bank of Australia menyatakan keraguannya bahwa RBA akan bertindak sehubungan dengan hal ini. Menurutnya, RBA akan tetap mempertahankan suku bunga 2.0 persennya saat ini mengingat pertumbuhan ekonomi domestik Australia masih cukup kuat.
"Komentar RBA secara umum masih terdengar positif terhadap kekuatan pertumbuhan domestik," kata Blythe.
"Pertahanan dasar ekonomi Australia di sektor non pertambangan menguat pada tahun 2015 dan prospek pertumbuhan ekonomi pun terus masih berlanjut tumbuh,"
"RBA terkejut akan laju pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2015. Dan mereka makin menjauh dari proyeksi (pemotongan suku bunga) setelah data menunjukkan ada penurunan dalam tingkat pengangguran," lanjut Blythe.
Biasanya, tingginya Dolar Australia, kata Blythe, memang dapat melukai sektor ekspor, namun pada tahun 2013-2014 masih ada lonjakan dalam angka perusahaan ekspor Australia meski saat itu Dolar Australia mencapai 0.92 per Dolar AS. Sehingga, bisa dikatakan bahwa penguatan Dolar Australia bukan hambatan besar yang terlalu ditakutkan oleh para pembuat kebijakan.
RBA pun masih enggan untuk melemahkan mata uangnya, terbukti dari pidato Gubernur RBA pekan lalu. Meski tak berminat melakukan intervensi, RBA masih memperkirakan bahwa Dolar AS tak akan terlalu menguat dalam waktu cepat.