Dolar AS masih dalam posisi kuat terhadap Yen pada pertengahan sesi trading Asia hari ini (15/5) dengan USD/JPY tak bergeming di kisaran dibawah 119.50 pasca pidato Gubernur Jepang Haruhiko Kuroda, lagi-lagi mengacuhkan laporan fundamental dari Jepang.
Dalam pidatonya di Simposium Yomiuri International Economi Society, Kuroda tak menyebutkan perubahan substansial dalam arah kebijakan kedepan. Ia menegaskan bahwa pihaknya mengharapkan inflasi mencapai 2% pada semester pertama tahun 2016, dan tidak memandang stimulus perlu diperluas untuk saat ini. Namun, sebagaimana pidato-pidatonya terdahulu, Kuroda juga menyatakan BoJ siap menyesuaikan kebijakan moneternya bila tren harga berubah.
Kuroda mencatat rencana pelonggaran moneter agresif-nya telah bekerja dengan baik dalam kerangka yang lebih besar meski telah terjadi penurunan tak terduga pada harga-harga energi dan dan lambatnya pemulihan konsumsi masyarakat. Katanya, "Ini disebabkan oleh efek penurunan demand setelah pajak konsumsi yang entah kenapa berkepanjangan, berikut juga faktor-faktor lain seperti efek cuaca buruk pada musim panas lalu."
Jepang sejatinya memulai kebijakan pelonggaran moneter agresif mulai April 2013 dengan target mencapai inflasi berkelanjutan per April tahun ini. Target tersebut belum tercapai, meski pada Oktober tahun lalu BoJ telah memperluas stimulus menjadi 80 triliun Yen per tahun.
Dibanding data-data Jepang, laporan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan akan lebih berdampak pada pair USD/JPY. Sejumlah data berdampak moderat akan dirilis di sesi perdagangan AS nanti, diantaranya laporan Produksi Industri dan indeks sentimen konsumen versi University of Michigan (UoM).