Bank Sentral Jepang (BOJ) pada Rabu (18/02) pagi ini mengumumkan untuk tak mengubah jumlah program stimulus moneter masifnya, sesuai dengan yang diperkirakan, walaupun masih ada kemungkinan bagi bank sentral tersebut untuk memberikan stimulus lebih akibat masih lambannya laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah standar.
Pertahankan Kebijakan Meski GDP Lemah
Dari sembilan anggota dewan BOJ yang berhak mengambil keputusan, 8 banding 1 suara sepakat untuk tetap menjaga kebijakan moneter yang telah diambil sebelumnya, baik untuk meningkatkan base money, uang tunai, dan deposit di bank sentral dalam laju tahunan sebanyak 80 triliun Yen melalui pembelian obligasi pemerintah dan aset-aset berisiko. BOJ juga merevisi naik penilaiannya terhadap perekonomian, yang artinya, bank sentral mulai yakin bahwa pemulihan ekonomi Jepang akan berjalan baik.
Perlu diketahui, data-data ekonomi pada hari Senin lalu menunjukkan bahwa perekonomian Jepang mulai menjauhi resesi yang sempat dialami pada kuartal tiga tahun 2014, dengan pertumbuhan yang mengalami kenaikan hingga 2.2 persen pada kuartal empat, setelah terkontraksi hingga minus 7.1 persen pada kuartal sebelumnya (dalam basis tahunan). Akan tetapi pertumbuhan (GDP Jepang) dalam basis bulanan untuk Januari kemarin lebih lemah dibandingkan dengan ekspektasi 3.7 persen, sehingga kemungkinan penambahan stimulus lebih lanjut kembali terbuka.
Tak begitu banyak reaksi pasca berita ini diumumkan. Namun Yen menguat terhadap Dolar AS dengan USD/JPY yang menurun hingga 0.09 persen dan diperdagangkan di posisi 119.15. Pidato Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, akan dinantikan pasar pada siang hari ini.