EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,437.32/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 4 jam lalu, #Saham AS

China Tunda Kerjasama Ekonomi Dengan Australia, AUD/USD Sideways

Penulis

China dan Australia telah lama saling berbalas sanksi dagang minor, sehingga kabar terbaru ini hanya membatasi ruang reli dolar Australia.

Seputarforex - Nilai tukar dolar Australia tertahan di bawah level 0.7750 terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini (6/Mei), setelah munculnya insiden baru yang memperburuk relasi China dan Australia. Kedua negara telah lama saling berbalas sanksi dagang kecil-kecilan, sehingga kabar terbaru ini hanya membatasi ruang reli Aussie.

AUDUSDGrafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

Tadi pagi, China mengumumkan penundaan sebuah dialog ekonomi penting dengan Australia yang bertajuk "China-Australia Strategic Economic Dialogue". Tindakan tersebut diambil sebagai balasan, karena Australia awal pekan ini mengancam akan membatalkan perjanjian sewa 99 tahun pelabuhan Darwin ke sebuah perusahaan China dengan alasan ancaman keamanan nasional. China juga diduga bermaksud merespons langkah Australia untuk keluar dari prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) pada 21 April lalu.

Selama lebih dari setahun terakhir, China telah memblokir dan/atau menaikkan tarif impor sejumlah barang dari Australia. Namun, sejauh ini Beijing masih terus mendatangkan bijih besi dan bahan mentah vital lain dari negeri Kanguru.

Aksi "saling sikut" antara kedua negara telah membatasi potensi reli AUD/USD. Kendati demikian, stabilitas permintaan bijih besi di tengah eskalasi konflik diplomatik berkontribusi meredam dampak sengketa China-Australia. Bijih besi yang merupakan komoditi ekspor nomor satu Australia, telah menjadi salah satu penopang pembangunan infrastruktur masif China.

"China tidak memiliki banyak alternatif selain ekspor bijih besi Australia, tidak tahun ini atau kemungkinan bahkan tahun depan, dan itulah perdagangan kunci yang mencegah keretakan total dalam hubungan mereka," kata Elsa Lignos dari RBC Capital Markets.

Dua faktor lain yang juga berpengaruh terhadap AUD/USD saat ini adalah prospek pemulihan ekonomi global serta isu suku bunga AS dan Australia. Kembalinya sentimen risk-on global cenderung menguntungkan AUD. Namun, sikap dovish bank sentral Australia berpotensi menciptakan risiko bearish -khususnya jika Federal Reserve memulai tapering sesuai saran Janet Yellen baru-baru ini-.

Download Seputarforex App

295696
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.