EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.730   |   GBP/USD 1.258   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,319.90/oz   |   Silver 27.29/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,135.89   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   NFP yang lebih lemah dan sikap dovish Powell dapat merevitalisasi penjual dolar As, 20 menit lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF melayang di sekitar level 0.9050 jelang pernyataan ketua SNB Jordan, 21 menit lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD belum berhasil melewati rintangan utama di sekitar level 1.2550, 22 menit lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD tetap bertahan di bawah level 1.3700, fokus pada pidato the Fed, data IMP Kanada, 22 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 7 jam lalu, #Saham AS

Dilambungkan Penurunan Stok AS, Harga Minyak Kembali Loncati $50

Penulis

Harga minyak kembali melampaui ambang $50 per barel pada awal perdagangan sesi Asia pagi ini (22/6) setelah data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak AS yang lebih besar dibanding perkiraan.

Harga minyak mentah berjangka kembali melampaui ambang $50 per barel pada awal perdagangan sesi Asia pagi ini (22/6) setelah data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan persediaan minyak AS yang lebih besar dibanding perkiraan. Minyak berjangka WTI telah menanjak hingga $50.20, sedangkan Brent mencapai $50.87 per barel.

Harga Minyak 50 Dolar

API yang merupakan asosiasi industri migas Amerika melaporkan bahwa inventori minyak mentah berkurang sebesar 5.2 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 17 Juni. Penurunan tersebut tiga kali lipat lebih besar ketimbang perkiraan analis dalam survei Reuters yang mengutip angka 1.7 juta. Namun demikian, pasar masih akan memantau data resmi rilisan lembaga pemerintah Energy Information Administration (EIA) yang akan dikeluarkan hari Rabu malam nanti dan biasanya berdampak lebih besar.

Di sisi lain, meskipun Iran sebelumnya telah mengejutkan pasar dengan kemampuannya untuk menggenjot produksi hingga naik 25% dari 2.8 juta bph ke 3.5 juta bph, tetapi diragukan kemampuannya untuk menjangkau target 4 juta bph dalam tahun ini. Antoine Halff dari Columbia University mengatakan pada Bloomberg, peningkatan produksi lebih lanjut akan sulit dilakukan dan untuk melampaui level produksi sebelum sanksi nuklir pun akan membutuhkan lebih banyak proposisi jangka panjang. Keinginan Iran untuk menarik investasi asing, umpamanya, masih belum membuahkan hasil signifikan.

Secara umum, pasar minyak kini bisa jadi tengah berada dalam posisi keseimbangan. Namun demikian, para investor secara umum masih dibayangi ketegangan menjelang referendum Brexit yang akan digelar hari Kamis besok. Sejumlah analis menyatakan bahwa dengan keseimbangan saat ini, maka harga minyak sebenarnya cukup kokoh secara fundamental. Namun demikian, sebagian lainnya mengkhawatirkan harga akan jatuh bila referendum mengakibatkan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, karena ada beberapa dampak yang secara tak langsung dapat berimbas.

267129
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.