EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 155.630   |   GBP/USD 1.270   |   AUD/USD 0.669   |   Gold 2,421.06/oz   |   Silver 31.70/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   Para buyer GBP/USD jika area support 1.2630 berhasil bertahan, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD mode koreksi setelah kenaikan, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan kenaikan, rintangan berikutnya terlihat di area 169.40, 2 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD turun mendekati level 1.0850, area support lebih lanjut pada EMA-9, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 2 hari, #Saham AS

Dolar AS Melemah Gegara Pertumbuhan GDP 2019 Mengecewakan

Penulis

Data GDP Amerika Serikat 2019 menunjukkan pertumbuhan paling lambat dalam tiga tahun terakhir. Tak pelak, Dolar AS mundur terbatas versus Euro.

Seputarforex.com - Rilis data Gross Domestic Product (GDP) Amerika Serikat malam ini berdampak buruk bagi nilai tukar USD. Indeks Dolar AS merosot hingga lebih dari 0.2 persen ke kisaran 97.81, sementara EUR/USD menguat hampir 0.2 persen ke kisaran 1.1030. Greenback juga memangkas sedikit kenaikan yang sudah diperoleh versus Aussie. Akan tetapi, fluktuasi yang dipicu rilis data ini cenderung minim, karena tak ada indikasi resesi di negeri Paman Sam. Pasar keuangan global pun masih dibayangi kekhawatiran terhadap wabah virus Corona.

DXY Daily

Data preliminer untuk GDP AS kuartal IV/2019 menunjukkan kenaikan 2.1 persen (Quarter-over-Quarter), setara dengan data kuartal III dan sesuai ekspektasi pasar. Namun, pertumbuhan GDP tahunan berakhir tercatat 2.3 persen saja di penghujung tahun 2019.

Ini merupakan laju pertumbuhan ekonomi terburuk sejak dilantiknya Donald Trump menjadi Presiden AS ke-45. Padahal, Trump menjanjikan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 3 persen setelah digelontorkannya stimulus fiskal dalam bentuk pemangkasan pajak pada tahun 2017.

Belanja konsumen sebagai penggerak ekonomi AS nomor satu masih mengalami kenaikan. Neraca perdagangan juga membaik karena peningkatan ekspor dan penurunan impor selama konflik dagang AS-China. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi makin seret karena investasi bisnis kian melamban sebagai akibat dari konflik dagang yang sama.

Dilansir oleh FXStreet, analis dari Wells Fargo berpendapat, "Kami memperkirakan perekonomian akan melambat lebih jauh pada kuartal pertama tahun 2020. Secara khusus, impor semestinya meningkat lagi setelah terdistorsi oleh tarif (yang dikenakan Trump untuk impor asal China) pada kuartal keempat. Selain itu, dihentikannya produksi Boeing 737 MAX semestinya juga membebani pertumbuhan GDP pada kuartal pertama tahun ini. (Akan tetapi) menurut kami, fundamental yang mendasari perekonomian tetap solid, dan kami tak mengantisipasi kontraksi secara umum dalam perekonomian tahun ini."

Secara keseluruhan, data GDP kali ini tidak cukup buruk untuk mengubah outlook kebijakan bank sentral AS maupun arah pergerakan USD secara signifikan. Akan tetapi, ada gambaran ekonomi yang lebih buruk dan tidak menguntungkan bagi pencalonan kembali Trump dalam bursa Pilpres AS 2020. Federal Reserve kemungkinan akan kembali menghadapi tekanan dari sang Presiden AS untuk melonggarkan kebijakan moneter.

291834
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.