Dolar AS mulai menguat terhadap mata uang-mata uang mayor di Jumat (08/01) menjelang sesi perdagangan Eropa hari ini. Mata uang Amerika Serikat tersebut akhirnya mengungguli Euro dan Yen setelah beberapa hari keok akibat memudarnya minat risiko seiring dengan perubahan nilai Yuan terhadap Dolar AS oleh PBoC.
Akan tetapi, Bank Sentral China tersebut ternyata tak melakukan pemotongan nilai lagi pada Yuan, sebaliknya justru menaikkan rate-nya terhadap Dolar AS untuk pertama kali sejak sembilan hari terakhir. PBoC menguatkan midpoint rate Yuan ke level 6.5636 per dolar, dibandingkan dengan level 6.5646 sebelumnya.
Walaupun demikian, China tetap diperkirakan akan masih membuka peluang Yuan untuk melemah dalam jangka panjang, karena pemerintah di Beijing perlu membantu para eksporter dan agar tetap kompetitif dalam menghadapi pesaing-pesaing regional.
Rabu kemarin, Dolar AS masih tertekan akibat fokus pasar global ke China, sehingga para investor memburu mata uang safe haven seperti Yen. Namun sore ini, performa Dolar AS mulai kembali prima.
Investor Mulai 'PeDe'
Keputusan PBoC untuk menahan nilai tukar Yuan hari ini meski kemarin saham-saham China berguguran hingga 7 persen di bursa Shanghai, berhasil membangun kepercayaan diri investor. Sehingga, ekuitas Asia pun normal dan Yen harus mengalah terhadap Dolar AS. USD/JPY mendapat perolehan 0.68 persen ke angka 118.47, lepas dari level rendah emapt bulan di angka 116.45.
Sementara itu, EUR/USD menurun 0.69 persen untuk diperdagangkan di angka 1.0856 sore ini. Jerman melaporkan bahwa produksi industrinya tergelincir hingga 0.3 persen pada bulan November.
Data yang dirilis hari ini oleh Kementerian Ekonomi Jerman itu menunjukkan bahwa kemelorotan itu dikarenakan oleh penurunan 3.3 persen dalam produksi barang-barang modal. Kendati demikian, produksi industri Jerman pada bulan Oktober secara keseluruhan masih naik 0.5 persen.