Dolar Australia merosot pada hari Rabu (03/12) ini terseret oleh rendahnya angka GDP Australia yang lebih buruk dibandingkan ekspektasi. Penyebabnya adalah investasi modal publik dan swasta yang mengalami penurunan secara tiba-tiba.
GDP Australia kuartal ketiga hanya mengalami kenaikan 0.3 persen, sangat jauh di bawah ekspektasi kenaikan 0.7 persen kuartal per kuartal. Pembentukan modal tetap bruto dari sektor swasta jatuh 2.4 persen gara-gara merosotnya konstruksi non pemukiman.
Namun, kemerosotan tersebut mendapat keseimbangan dari kenaikan yang terjadi pada sektor permesinan dan peralatan sebanyak 7 persen. Pembentukan modal tetap bruto dari sektor publik juga jatuh hingga 4.4 persen dan tereduksi 0.5 poin dari GDP pada kuartal ketiga.
AUD/USD diperdagangkan pada 0.8400, terseret turun 0.59 persen setelah laporan tersebut dirilis. Dolar Australia diperdagangkan pada 0.8397 terdahap Dolar AS pada pukul 11:45 waktu Sydney dari sebelumnya di 0.8462.
Pemotongan Suku Bunga RBA Harus Dipikirkan
Selain itu, keterpurukan Dolar Australia pagi ini tampak tak banyak terbantu oleh laporan dari negara partner perdagangan nomor satu Australia, China, dimana angka PMI Jasa untuk bulan November mengalami kenaikan ke posisi 53.9, tipis saja dibandingkan 53.8 pada bulan Oktober lalu.
Matthew Peter, Kepala Ekonom QIC Brisbane menyampaikan komentarnya pada Bloomberg,"Hal ini (kondisi pertumbuhan Australia) harus menjadi pertimbangan akan kemungkinan pemotongan suku bunga RBA". Menurut Peter, anjloknya nilai tukar Dolar Aussie memang akan menolong sektor non pertambangan dalam perekonomian. Namun, Australia sebetulnya tidak bisa menunggu efektivitas dari langkah tersebut.