Perekonomian New Zealand tumbuh sangat sedikit di kuartal pertama dalam dua tahun terakhir, sehingga makin menguatkan kemungkinan bagi Bank Sentral New Zealand (RBNZ) untuk kembali melakukan pemotongan tingkat suku bunga acuan (OCR) setidaknya bulan depan.
Angka Produk Domestik Bruto (GDP) New Zealand hanya naik 0.2 persen dari GDP pada kuartal keempat, dikecewakan oleh menurunnya output produk susu yang menjadi ekspor andalan New Zealand, demikian yang dicatat oleh Biro Statistik Nasional negara tersebut di Wellington pada hari ini. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan target RBNZ sebanyak 0.6 persen.
Kiwi Terpuruk
Dolar New Zealand akhirnya menjadi mata uang berperforma paling buruk dalam tiga bulan terakhir, kembali tergelincir dalam antisipasi jika RBNZ akan menambah pemotongan tingkat suku bunganya, yang pekan lalu diturunkan menjadi 3.25 persen. Rendahnya biaya pinjaman dan terdepresiasinya nilai tukar akan menguatkan daya saing ekspor, sementara harga rumah di Auckland tampak masih melonjak. Dolar New Zealand menurun 1.11 persen ke angka 0.69.07 Dolar AS pada pukul 3 sore di Wellington, meski Dolar AS cenderung lemah pasca FOMC. Mata uang tersebut telah menurun sekitar 8 persen terhadap Dolar AS dalam tiga bulan terakhri ini.
Menurut ekonom dari Westpac Banking Corp. yang diwawancarai oleh Bloomberg, fenomena ini kembali membuka kemungkinan akan pemotongan tingkat suku bunga OCR kembali pada bulan Juli oleh RBNZ. Kejutan yang paling besar, menurutnya terjadi pada sektor investasi bisnis (business investement expenditure), dimana datanya tampak sangat lemah.