Emas mundur untuk tiga sesi berturut-turut pada hari Kamis (09/04) ini setelah komentar dari pejabat Federal Reserve dan notulensi pertemuan The Fed yang telah digelar pada 17-18 Maret lalu yang menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga bisa dilaksanakan pada bulan Juni mendatang. Para pejabat The Fed tampak tak terlalu mengkhawatirkan data-data ekonomi yang melemah dalam beberapa waktu terakhir.
Harga bulion terseret turun cukup jauh dari level tinggi tujuh minggu yang tercapai pada hari Senin kemarin, yang dipicu oleh harapan bahwa The Fed akan menunda kenaikan suku bunga setelah lemahnya data NFP pada hari Jumat lalu. Harga emas spot turun 0.4 persen pada $1,197.71 per ons pada pukul 10:41 GMT+7 setelah menuju level rendah $1,195.70. Harga bulion menyentuh $1,1224.10 pada hari Senin, level tertinggi sejak tanggal 17 Februari. Sedangkan harga emas untuk pengiriman Juni di Comex New York mengalami penurunan 0.4 persen ke $1,197.90 per ons.
Presiden The Fed New York, William Dudley dan Gubernur The Fed Jerome Powell pada Rabu malam tadi menyatakan sebuah skenario yang menyebutkan bahwa bank sentral dapat mengambil tindakan awal lebih cepat daripada yang diekspektasikan sebagian orang, kemudian menjalankannya secara perlahan dan gradual dalam menerapkan kenaikan tingkat suku bunga.
Kemerosotan Emas Sementara?
Kenaikan suku bunga AS, uang akan menjadi kenaikan pertama kalinya dalam satu dekade, menjadi faktor yang memudarkan aset-aset non interest yielding seperti emas. "Dalam jangka pendek, outlokk emas tampaknya cukup lemah, ditambah dengan dengan lebih rendahnya jalur resisten," tutur James Steel, analis HSBC yang diwawancarai oleh CNBC.
Akan tetapi analis dari Phillip Futures, Howie Lee, mengatakan bahwa penurunan emas yang terjadi saat ini hanya sementara saja, alasannya cukup kecil kesempatan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat, perekonomian AS, lanjut Lee, dapat dikatakan masih rapuh. Lee yakin bahwa harga emas bisa kembali melonjak di atas $1,200 per troy ons.