Seputarforex.com - Harga emas melejit ke level tertingginya dalam satu minggu di hari Senin (28/Agustus) ini. Loyonya Dolar AS akibat kekecewaan investor terhadap pidato Ketua The Fed di konferensi bank sentral di Wyoming menjadi dasar penguatan harga emas dan Euro.
Emas spot tercatat naik 0.5 persen ke harga $1,297 per ons pada pukul 13:51 WIB, setelah menyentuh level tinggi sejak tanggal 18 Agustus di harga $1,298 sebelumnya. Di sesi sebelumnya, emas telah menghimpun perolehan hingga 0.4 persen.
Sementara itu, emas futures untuk pengiriman bulan Desember naik 0.14 persen ke harga $1,299.66 per troy on di Comex Division, NYMEX. Bagaimana dengan emas ANTAM? Secara tak langsung, harga emas ANTAM batangan juga ikut naik, hari ini diperdagangkan pada harga Rp605,000 per gram dengan harga buy-back di harga Rp541,000 per gram.
Yellen Dan Draghi Tak Beri Info Tentang Kebijakan Moneter
Dalam rapat yang paling dinantikan oleh pasar akhir pekan lalu di Jackson Hole, Ketua The Fed Janet Yellen rupanya tak memberikan informasi apapun mengenai kebijakan moneter AS. Beliau hanya fokus pada regulasi finansial. Oleh karena itu, sejumlah trader mengekspektasikan adanya kemungkinan perlambatan laju kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Senada dengan Yellen, Presiden ECB, Mario Draghi, yang juga ditunggu-tunggu pidatonya, pun tidak membahas masalah kebijakan moneter maupun masalah penguatan mata uang Euro. Bahkan dalam pidato sebelumnya di ajang yang digelar di Jerman, Draghi hanya mengatakan bahwa kebijakan moneter super longgar yang diterapkannya, telah bekerja dengan baik.
Menurut Barnabas Gan, analis dari OCBC, Yellen dan Draghi memberikan kesan yang ambigu mengenai kebijakan moneter dalam pidatonya di Jackson Hole kemarin. Oleh sebab itulah, pasar menggunakannya sebagai alasan munculnya ketidakpastian, sehingga menaikkan harga emas.
Gan menambahkan bahwa harga emas dapat mencapai $1,300 per ons minggu ini, selama permintaan akan safe-haven masih tinggi. Isu utama adalah perkembangan hubungan antara AS dan Korea Utara dan perkembangan AS dengan NAFTA.
