Harga emas mulai rebound naik untuk pertama kalinya semenjak tiga sesi perdagangan terakhir pada Senin (09/02) hari ini. Permintaan safe-haven seperti emas, meningkat seiring dengan jatuhnya ekuitas pasar Asia akibat mengecewakannya data perdagangan Tiongkok.
Harga emas spot mendapat perolehan 0.2 persen ke posisi $1,235.43 per ons pada pukul 07.24 WIB pagi tadi, setelah sebelumnya menyundul level tinggi dalam satu sesi di $1,238.60. Perolehan tersebut menyusul penurunan hingga hampir 4 persen minggu lalu, penampilan terburuk mingguan sejak bulan Oktober.
Investor Khawatirkan Perdagangan Tiongkok
Emas sempat terpukul hingga ke level terendah tiga pekan, setelah data Non-Farm Payroll AS pada hari Jumat lalu dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi. Namun, emas bulion justru mendapat perolehan pada hari Senin ini akibat lemahnya data perdagangan China.
Pada hari Minggu kemarin, ekspor China tercatat anjlok hingga 3.2 persen pada bulan Januari dan impor merosot hingga 19.7 persen dalam term Yuan, dengan neraca perdagangan secara kesuluruhan positif $60.3 miliar. Sedangkan dalam term Dolar, ekspor tergelincir hingga 3.3 persen dari awal bulan, meleset dari ekspektasi kenaikan sebanyak 6.3 persen, dan impornya jatuh hingga 19.9 persen, lebih buruk dibandingkan dengan perkiraan penurunan sebanyak 3.0 persen.
Sementara itu, di Comex New York, emas berjangka untuk pengiriman April, naik hingga 0.36 persen ke angka $1,238.50 per troy ons.
Emas adalah alternatif investasi yang paling dicari saat aset-aset berisiko seperti ekuitas mengalami pelemahan. Di samping perolehan emas pada hari ini, sentimen investor terpukul belakangan ini. Para manajer keuangan dan hedge fund memotong pertaruhan bullish mereka pada emas dan perak futures untuk pertama kalinya dalam enam minggu selama satu pekan sejak tanggal 3 Februari.