Setelah mengalami kejatuhan paling buruk sejak bulan Juni 2016 lalu, Harga Emas pada Kamis (6/10) malam kembali rontok hingga berada dibawah level $1260 per troy ounce. Kembali pudarnya pesona logam mulia Emas disebabkan oleh banyak faktor salah satunya semakin meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini setelah beberapa pejabat tinggi Bank Sentral AS melontarkan statement Hawkish.
Awal Pekan, Emas masih bertengger di level $1316 namun pada hari selasa Emas secara mengejutkan ambruk hingga menebus level dbawah $1300 untuk pertama kalinya sejak Juni dimana setelah semakin banyak Presiden Fed negara bagian AS menyerukan untuk segera dilakukan Rate Hike secepatnya dimana datang dari Jeffrey Lacker selaku Presiden Fed wilayah Richmond, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester dan Presiden Fed Chicago Charles Evans.
Rilis Klaim Pengangguran AS Membaik, Emas Kian Anjlok
Departemen Tenaga Kerja AS pada kamis malam merilis Jumlah Klaim Pengangguran periode mingguan yang semakin rendah dimana hanya bertambah 249k. Tentunya positifnya Jobless Claims tersebut mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS semakin solid sehingga mendorong kenaikan yield Obligasi yang berdampak buruk bagi emas.
Emas semakin sulit untuk bangkit disebabkan oleh karena pergerakan harga minyak mentah terus naik selama beberapa hari terakhir ini. Naiknya harga Minyak mentah disebabkan oleh negara anggota OPEC sepakat memangkas produksinya, dampaknya membuat harga minyak mentah tembus $50 untuk pertama kali sejak referendum European Union.
Membaiknya harga minyak bisa mendorong pemimpin bank Sentral mengurangi kebijakan longgar sehingga pesona emas kian meredup. Fokus Investor tertuju pada hasil NFP yang rilis jumat besok, harga Emas bisa kembali turun apabila Non Farm Payroll AS tumbuh secara menyakinkan. Saat berita ini diturunkan, emas diperdagangkan pada level $1255.54 per troy ounce,
