Euro bergerak defensif pada Senin (01/06) hari ini setelah Yunani tak mampu memenuhi targetnya untuk mencapai kesepakatan dengan para kreditornya untuk membuka kunci bailout dana. Akibatnya, kekhawatiran akan gagal bayar utang pun tak mereda. Euro, turun 0.4 persen ke angka 1.0952 Dolar AS, mundur dari level tinggi pada hari Jumat lalu di angka 1.1006 Dolar AS. Terhadap Yen, Euro tergelincir hingga 135.95 dari 136.49.
Tanpa kesepakatan itu, risiko Yunani untuk berhadapan dengan kebangkrutan tinggal menghitung minggu. Seorang narasumber terpercaya yang diwawancarai oleh Reuters mengatakan, Yunani dan para kreditor Uni Eropa-nya setuju untuk mempercepat proses persetujuan bantuan dana.
Dengan Euro yang berada di bawah tekanan seperti saat ini, indeks Dolar mengambil kesempatan untuk merayap naik hingga 97.091 dari level rendah hari Jumat di 96.753. Indeks tersebut mendekati leve tinggi lima minggu di 97.775 yang tercapai pada Rabu lalu. Para investor tampaknya tak memedulikan kontraksi ekonomi AS kuartal pertama, dimana angka GDP kuartal pertama AS jeblok dan mementahkan ekspektasi akan prospek kenaikan suku bunga pada tengah tahun ini.
Nasib Yunani Pekan Ini
Menurut Ray Attrill, Kepala Ahli Strategi di NAB, "Tinggal empat malam lagi hingga Jumat, Yunani akan menentukan nasibnya, apakah berhasil atau gagal untuk memenuhui deadline pembayaran utang 300 juta Euro kepada IMF," Ia memperingatkan agar para trader terus mengamati kabar-kabar utama dari Eropa pada hari ini.
Nada serupa juga dilontarkan oleh analis forex dari Barclays Tokyo, Shinichiro Kadota, yang mengakui sulitnya mengukur kemungkinan akan kemampuan Yunani untuk melunasi utangnya 5 Juni ini, namun, sebagian besar pelaku pasar tampaknya tak yakin akan kemampuan Yunani. Meskipun gagal bayar pada pekan ini tak serta merta menjerembabkan Yunani ke jurang default, namun, menurut Kadota, kekhawtiran pasar terbilang cukup tinggi.