Euro melemah setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, menyatakan bahwa risiko ekonomi terhadap mata uang Zona Euro tersebut sudah jelas terlihat. Sehingga, para pembuat kebijakan di bank sentral akan memperluas rencana pembelian aset apabila dibutuhkan demi mencapai target inflasi.
Mata uang single currency pun terguling terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya setelah komentar yang disampaikan Draghi di depan Parlemen Uni Eropa di Brussels tersebut diberitakan di Kamis (12/11) sore ini. EUR/USD terjun 0.5 persen ke posisi 1.0695 pada pukul 8:48 pagi waktu London, level yang terendah sejak bulan April lalu. Pair tersebut juga sempat menyentuh 1.0675 pada tanggal 10 April kemarin.
Draghi Siap Tambah QE
Ada beberapa poin yang dari pidato Draghi sore ini yang dapat dijadikan referensi untuk para investor. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- ECB akan terus memonitor risiko-risiko pada pergerakan harga
- Aktivitas ekonomi di Zona Euro telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi faktor eksternal
- Apabila stabilitas harga berada dalam risiko, ECB akan menggunakan segala perangkat yang tersedia sesuai mandat
- Dari data-data ekonomi yang masuk, dapat dikonfirmasikan bahwa progres ekonomi zona Euro tumbuh secara moderat.
- Indikasi pendorong inflasi inti melemah karena harga minyak murah dan reaksi yang lambat terhadap kuatnya Euro.
Terlepas dari pidato Presiden ECB, Dolar AS sendiri sebagai rival Euro pada hari ini tidak terlalu kuat. Divergensi kebijakan The Fed dan ECB yang bertolak belakang melatar belakangi pergerakan mata uang di pasar. Saat ini para investor menanti komentar-komentar yang sedianya akan disampaikan oleh para pejabat The Fed mulai hari ini. Analis dari BNP Paribas berpendapat bahwa pidato yang akan disampaikan oleh Presiden The Fed New York, William Dudley, pada event Economic Club malam nanti kemungkinan akan memberikan sedikit petunjuk, tulisnya dikutip oleh Reuters.