EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,315.04/oz   |   Silver 27.47/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   USD/JPY naik ke dekat 154.00 di tengah membaiknya dolar As, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD: Pembeli Pound Sterling ragu-ragu karena level kunci masih kokoh, 16 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling kembali melemah saat fokusnya bergeser ke keputusan kebijakan moneter BoE, 16 jam lalu, #Forex Fundamental   |   RBA mempertahankan pengaturan kebijakan, pasar mencermati komentar para gubernur bank sentral, 16 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 22 jam lalu, #Saham AS

Rosengren The Fed: Pertumbuhan AS Akan Tetap Melaju 3%, Tak Perlu Ragu Hentikan QE

Penulis

Presiden The Fed untuk wilayah Boston, Eric Rosengren, mengatakan bahwa The Fed seharusnya tak bereaksi berlebihan terhadap gejolak yang terjadi di pasar finansial meski makin dekat dengan rapat kebijakan moneter yang digelar akhir bulan ini.

Presiden The Fed untuk wilayah Boston, Eric Rosengren, mengatakan bahwa The Fed seharusnya tak bereaksi berlebihan terhadap gejolak yang terjadi di pasar finansial meski makin dekat dengan rapat kebijakan moneter yang digelar akhir bulan ini.

eric_rosengren_the_fed_boston
"Volatilitas, sejatinya bukanlah sesuatu yang buruk. Volatilitas hanya merefleksikan bahwa sedang banyak ketidakpastian yang tengah terjadi di pasar." tutur Rosengren dalam wawancaranya di Boston pada tanggal 17 Oktober. "Jangan hanya karena kita melihat volatilitas muncul dalam dua minggu terakhir, lantas prediksi fundamental langsung diubah."

Terus Melaju Sesuai Rencana

Rosengren mengatakan bahwa dirinya yakin FOMC akan tetap menghentikan pembelian obligasi sesuai rencana, yakni tanggal 28-29 Oktober tepatnya melalui pertemuan rutin FOMC sekaligus mengakhiri masa panjang pelonggaran kuantitatif. Kendati demikian, Rosengren juga tak menyanggah bahwa tetap ada kemungkinan bahwa program QE akan diperpanjang apabila pertumbuhan ekonomi benar-benar terkikis.

Volatilitas obligasi pemerintah AS dan saham-saham di negara Paman Sam tersebut mencapai puncak volatilitas dalam lima hari sejak adanya krisis finansial. Obligasi pemerintah AS menggapai puncak rekor volume trading sejak program tapering akan dimulai pada tahun 2013 lalu.

Dan pergolakan dimulai tak lama setelah notulensi FOMC bulan September dirilis pada tanggal 8 Oktober, dimana tertulis bahwa sebagian besar anggota FOMC prihatin pada perlambatan global. Wakil Presiden The Fed, Stanley Fischer, mempertegas isi notulensi tersebut dalam pidatonya tanggal 11 September.

QE Tak Perlu Diperpanjang

Memandang hal tersebut, Rosengren sendiri pada dasarnya tak terlalu memusingkan masalah tersebut. Ia tetap optimis pada perkiraan bahwa ekonomi AS tetap akan tumbuh sebanyak 3 persen di semester kedua tahun 2014 ini.

Pembelian obligasi The Fed telah layak dihentikan seiring dengan kelanjutan perkembangan dalam pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang sudah mencapai 5.9 persen menjadi alasan Rosengren untuk menyatakan bahwa apa yang terjadi telah sesuai rencana.

Berlawanan dengan pendapat Presiden The Fed St. Louis, Bullard yang cenderung memperpanjang QE, Rosengren punya pendapat beda. Jikapun data terbaru nantinya buruk, Presiden The Fed Boston ini mengatakan bahwa The Fed masih punya banyak pilihan ketimbang melakukan pelonggaran lagi, salah satunya adalah mempertahankan suku bunga di kisaran nol.

207332
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.