EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 155.450   |   GBP/USD 1.267   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,378.20/oz   |   Silver 29.75/oz   |   Wall Street 39,869.38   |   Nasdaq 16,698.32   |   IDX 7,246.70   |   Bitcoin 65,231.58   |   0.00   |   Litecoin 82.46   |   PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) telah memutuskan untuk membagikan dividen final sebesar sebesar Rp540 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyampaikan jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp6.45 triliun dengan cum date tanggal 27 Mei 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Lautan Luas Tbk. (LTLS) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp35 per saham pada 13 Juni 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,320, sementara Nasdaq 100 mendatar di 18,653 pada pukul 19:36 ET (23:36 GMT). Dow Jones datar di 40,017, 1 jam lalu, #Saham AS

Powell: The Fed Tak Akan Naikkan Suku Bunga Meski Inflasi Tinggi

Penulis

Ketua The Fed Jerome Powell menampik rate hike, tetapi juga tak memberikan petunjuk yang jelas untuk rate cut. Akibatnya, dolar AS melempem.

Seputarforex - Indeks Dolar AS (DXY) melempem pada 105.70-an dalam perdagangan sesi Asia hari Kamis (2/Mei) seusai pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Dolar AS juga melandai dalam sebagian besar major pairs. Pasalnya, bos Federal Reserve menegaskan tak akan menaikkan suku bunga lagi meskipun inflasi AS tetap tinggi.

DXY Daily

Federal Reserve mempertahankan tingkat suku bunga pada rentang 5.25%-5.50% seusai rapat kebijakan yang berlangsung kemarin. Selain itu, The Fed mengumumkan rencana untuk memperlambat laju penurunan neracanya.

Federal Reserve mengungkapkan kekecewaan terhadap tingkat inflasi yang tinggi belakangan ini. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan "akan perlu waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya" bagi para pengambil kebijakan untuk merasa yakin bahwa inflasi akan melanjutkan penurunan ke arah target 2%.

Powell membuka kemungkinan untuk memberlakukan tingkat suku bunga saat ini dalam waktu lebih lama. Di saat yang sama, ia menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Menurutnya, FOMC masih percaya bahwa kebijakan suku bunga saat ini memberikan tekanan yang cukup kuat pada aktivitas ekonomi untuk mengendalikan inflasi. Lebih lanjut, mereka akan dengan senang hati menunggu selama diperlukan hingga mencapai target inflasi.

"Inflasi masih terlalu tinggi," kata Powell dalam konferensi persnya, "Kemajuan lebih lanjut dalam menurunkannya masih belum pasti dan jalan ke depan masih belum pasti."

Powell memperkirakan inflasi akan terus menurun sepanjang sisa tahun ini, tetapi "keyakinan saya pada (perkiraan) itu lebih rendah daripada sebelumnya". Sehubungan dengan banyaknya ketidakpastian saat ini, ia menegaskan bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga atau tidak kelak akan tergantung pada data.

Para trader saham menyambut baik ketegasan Powell dalam menampik rate hike, sehingga indeks Dow Jones menguat sedikit. Namun, sejumlah indeks saham Wall Street lainnya tetap tertekan karena minimnya sinyal rate cut. Ketidakpastian ini juga memerangkap dolar AS.

"(Pernyataan Powell) tidak terlalu hawkish dibandingkan yang dikhawatirkan banyak orang," kata analis di Evercore, sebagaimana dikutip dari Reuters, "Pesan dasarnya adalah bahwa pemangkasan suku bunga telah ditunda, bukan digagalkan."

Dolar AS saat ini melandai dalam sebagian besar major pairs. EUR/USD dan GBP/USD bertengger dekat level penutupan kemarin, masing-masing pada 1.0716 dan 1.2537. AUD/USD mendaki 0.3% sejak pembukaan tadi pagi sampai 0.6540-an. USD/CAD juga longsor sampai 1.3720.

Greenback cuma unggul terhadap yen Jepang dan franc Swiss, khususnya sehubungan dengan carry trade di mana para trader melepas mata uang berbunga rendah untuk membeli mata uang berbunga lebih tinggi. Bank sentral Jepang dan Swiss saat ini melaksanakan kebijakan yang sangat dovish — BoJ mempertahankan tingkat suku bunga nyaris nol, sedangkan SNB telah mulai memangkas suku bunga pada Maret.

300445
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.