New Zealand pada Rabu pagi tadi (25/03) merilis laporan mengenai data perdagangan pada bulan Februari yang menunjukkan surplus bulan ke bulan sebesar $50 juta Dolar NZ, jauh di bawah ekspektasi surplus $392 juta Dolar NZ. Merespon laporan tersebut, NZD/USD diperdagangkan pada 0.7647, atau menurun 0.07 persen. Namun kemudian NZD/USD menghapus kerugiannya tersebut dan flat di kisaran 0.7657, masih melayang di dekat level tinggi baru satu sesi di 0.7659.
Menurut Asosiasi Pengusaha Pabrik Dan Eksporter New Zealand (NZMEA), tingginya nilai tukar New Zealand saat ini terus melukai para eksportir serta persaingan antar importir. Dolar New Zealand juga mencapai rekor tinggi terhdap Dolar Australia dan Euro, oleh karena itu, para eksporter New Zealand berharap nilai tukar Kiwi bisa dilemahkan di tengah tingginya volatilitas.
RBNZ Seperti Kaset Rusak
Kepala NZMEA, John Walley, bahkan melayangkan kritikan dengan jelas mengatakan bahwa Bank Sentral New Zealand (RBNZ) selama ini hanya sekedar mengulang-ulang pernyataan saja perihal tingginya nilai Kiwi.
"...seperti kaset rusak, RBNZ terus mengulangi pernyataan bahwa level mata uang Dolar New Zealand yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. Tapi tak melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan," ujar Walley.
Ia juga mengkritisi minimnya empati pemerintah New Zealand pada sektor ekspor walaupun ekspor telah banyak menunjukkan peningkatan. Pada intinya, NZMEA ingin agar RBNZ lebih serius menangani masalah yang membelit para eksportir. Selain itu, NZMEA menyatakan cukup senang melihat RBNZ yang mulai memertimbangkan kategori aset baru untuk invetasi hipotek hunian.
