Seputarforex.com - Dolar AS sedikit tergelincir di sesi perdagangan Selasa (28/Mar) menjelang siang ini. Pasar masih mempertahankan pola perdagangan karena mereka sedang menilai kembali prospek pemotongan pajak dan belanja infrastruktur di AS. Hal itu dilakukan menyusul gagalnya Presiden Donald Trump mendapatkan dukungan atas Undang-Undang layanan kesehatan yang diajukannya guna menggantikan Obamacare.
USD/JPY diperdagangkan di angka 110.63 atau melandai 0.02 persen saja. Sementara itu, AUD/USD mendapat perolehan 0.16 persen ke angka 0.7629. GBP/USD diperdagangkan di angka 1.2565, sedikit naik 0.06 persen. Tanggal 29 Maret besok adalah tanggal yang direncanakan Presiden Inggris Theresa May untuk memicu Article 50.
Di sesi perdagangan sebelumnya, Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang mayor karena dilepas oleh para investor yang ragu akan kemampuan Trump untuk mewujudkan janji-janjinya.
Pada Jumat malam pekan lalu, para anggota DPR (House of Representatives) AS memutuskan untuk mencabut rancangan UU yang sedianya akan dipergunakan menggantikan layanan kesehatan besutan mantan Presiden Barrack Obama (Obamacare). Rancangan undang-undang yang diusulkan oleh Donald Trump tersebut rupanya tak cukup mendapatkan dukungan karena dirasa tak lebih baik daripada program layanan kesehatan terjangkau yang akan digantikan.
Was-Was Pemotongan Pajak Bakal Gagal Juga
Selain itu, juru bicara House of Representatives AS, Paul Ryan, memberikan komentar yang menambah kekhawatiran pasar. Ryan mengatakan bahwa gagalnya reformasi undang-undang layanan kesehatan ini akan berdampak pada rancangan undang-undang lainnya, termasuk pemotongan pajak. Ryan tak menampik jika usulan pemotongan pajak Trump nantinya akan menghadapi kesulitan yang sama, meski bukan berarti tak mungkin terwujud sama sekali.
Pemotongan pajak merupakan topik yang paling sensitif dengan bisnis dan pasar finansial. Oleh sebab itulah, para investor pun melepaskan Dolar AS mereka sehingga Dolar terseok minggu lalu.
